Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto memperkirakan pemerintah akan melibatkan perusahaan-perusahaan manajer investasi BUMN maupun swasta untuk menggarap family office yang akan mengelola dana orang-orang superkaya. Pasalnya, pemerintah tidak mungkin mengelola sendiri investasi tersebut.
Family office adalah perusahaan swasta yang mengelola kekayaan orang-orang superkaya. Biasanya, satu family office mengelola kekayaan satu individu atau keluarga. Adapun family office tersebut bertujuan agar orang-orang kaya dari luar negeri mau menaruh uangnya di Indonesia.
“Biasanya pemerintah untuk melakukan berbagai kebijakan itu akan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan swasta,” kata Rully di sela-sela acara Maintaining Growth: Indonesia's Economic Outlook Amidst Challenging Global Environment yang diselenggarakan Mirae Asset Sekuritas, di Jakarta, Rabu (3/7).
Rully juga menyebut family office hampir sama dengan rencana pemerintah mencanangkan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Ia mengatatakan program Tapera juga akan menggunakan perusahaan-perusahaan swasta dan pengelola manajer investasi lokal.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Singapura memiliki 15.500 family office dan mampu menarik dana hingga US$ 1,6 triliun atau setara dengan Rp 26.278 triliun (kurs: Rp 16.423 per dolar AS). Sementara itu, Indonesia tidak memiliki satu pun family office.
Oleh karena itu, Luhut meminta bantuan kepada Bank Dunia untuk menyiapkan kajian terkait pendirian family office di Indonesia. Permintaan itu disampaikan Luhut kepada Presiden Bank Dunia Ajay Banga.
"Mereka mau [melakukan kajian], kita tidak keluar uang, yang melakukan independen dari Bank Dunia. Saya bilang, bisakah kamu melakukannya dalam tiga bulan? Juli ini Managing Director Bank Dunia akan datang ke Indonesia. Sekalian saya bicarakan di situ," ujar Luhut.
Namun, rencana pemerintah untuk membentuk family office di Indonesia dinilai tidak mudah. Pasalnya, Indonesia harus bersaing dengan Singapura dan Hong Kong yang sudah dikenal sebagai pusat keuangan dunia dan memiliki banyak family office.
Tak mau kalah dari dua negara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk tim khusus untuk mengkaji skema investasi family office di Indonesia. Tim ini dipimpin oleh Menko Luhut.
Luhut menyebut ada dua daerah yang berpotensi menjadi lokasi pendirian family office di Indonesia, yaitu Bali dan Ibu Kota Nusantara (IKN). Namun pemerintah masih punya banyak pekerjaan rumah (PR) yang perlu dibenahi untuk membangun family office di Indonesia.