PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BBNI tahun ini menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 1,9 triliun untuk teknologi informasi (IT). Anggaran IT untuk meningkatkan keamanan digital khususnya data nasabah.
"Memang ada peningkatan untuk anggaran IT apalagi BNI sedang melakukan transformasi besar khususnya di sisi teknologi," kata Direktur Technology and Operations BNI Toto Prasetio di Jakarta, Jumat (5/7).
Toto menjelaskan anggaran tersebut untuk pengembangan teknologi informasi dan digitalisasi. Antara lain pengembangan kapasitas peranti keras dan lunak.
Selain itu, kata Toto, belanja modal IT turut digunakan sebagai transformasi dan fitur transaksi sesuai dengan kebutuhan nasabah. Hal ini seiring dengan keamanan atau security yang menjadi kebutuhan utama karena merupakan pondasi utama.
"Jadi pengembangan di sisi security (keamanan) di BNI juga signifikan yakni sekitar 10% sampai 15% dari capex digunakan buat keamanan," ujarnya.
Sebagaimana diketahui BNI sedang menyiapkan portal wholesale digital banking platform. Sebagai portal kesatuan dari berbagai channel yang ada di wholesale. Seperti yakni cash management, trade finance, supply chain, forex, dan sebagainya. BNI juga melakukan pembaruan mulai dari underwriting hingga loan management system.
Sebagai informasi, BNI membukukan laba bersih Rp 8,56 triliun pada lima bulan pertama tahun ini, naik tipis 1,2% dibandingkan dengan periode yang sama 2023.
Sementara itu pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) melambat secara tahunan sebesar 7,2% yoy menjadi Rp 788,45 triliun. Pada April 2024, DPK BNI masih tumbuh 11,5%. Sementara itu, DPK BNI turun 3,8% secara bulanan akibat penurunan dana murah sebesar 2,9% secara bulanan dan deposito yang turun 5,9%.