Pemerintah Dukung Orange Bond Jadi Alternatif Pembiayaan Berkelanjutan

ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Petani menanam bibit bawang merah di area pertanian Tirtohargo, Kretek, Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (11/7/2023).
Penulis: Djati Waluyo
15/7/2024, 09.44 WIB

Pemerintah melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Keuangan Republik Indonesia mendukung Impact Investment Exchange (IIX) dan Ford Foundation dalam membangun ekosistem Obligasi Orange atau Orange Bonds di Indonesia. Inisiatif ini bertujuan menjembatani kesenjangan pembiayaan berkelanjutan. 

Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementerian PPN/Bappenas selaku Ketua Tim Pelaksana Nasional, Vivi Yulaswati mengatakan, Indonesia telah menetapkan tujuan ambisius untuk menjadi negara maju pada 2045. Menurut Vivi, Indonesia telah mengadopsi pembiayaan inovatif lewat SDG Bond yang menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di Asia yang melakukannya pada 2021. 

"Inisiatif ini didukung oleh Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2022, yang memastikan keterlibatan pemangku kepentingan melalui Tim Pelaksana Nasional SDGs," ujar Vivi seperti dikutip, Senin (15/7). 

Selain menjembatani kesenjangan pembiayaan berkelanjutan, inisiatif Orange Bonds juga didesain untuk mendukung komunitas serta UMKM yang berfokus pada perempuan. Nantinya, program ini akan berfokus pada kesetaraan gender dan aksi iklim, dengan target memobilisasi US$10 miliar untuk memberdayakan 100 juta perempuan, anak perempuan, dan minoritas gender secara global pada tahun 2030.

Berbeda dengan obligasi keberlanjutan tradisional yang berfokus pada inisiatif ramah lingkungan, menurut Vivi Orange Bonds akan mengatasi titik temu antara hasil dampak sosial dan lingkungan, meningkatkan transparansi dalam ekosistem. Vivi mengatakan, kesenjangan pembiayaan SDGs di Indonesia mencapai Rp 24 ribu triliun pada 2030. 

“Sehingga diperlukan berbagai instrumen pendanaan inovatif, karena upaya pemerintah saja tidak mencukupi,” ujar Vivi. 

Ia pun mengatakan peran sektor swasta dan instrumen keuangan inovatif menjadi sangat penting untuk mengisi kekurangan pembiayaan yang ada. Program Orange Bond diyakini sejalan dengan agenda SDGs Indonesia, terutama Goal ke-5 yang berfokus pada kesetaraan gender. 

Lebih jauh Vivi mengatakan, Orange Bond tidak hanya menawarkan solusi pembiayaan yang inovatif, tetapi juga mempromosikan inklusi sosial dan ekonomi. Program ini memberikan akses keuangan yang lebih besar bagi perempuan dan kelompok yang terpinggirkan. 

"Hal ini penting mengingat kesenjangan gender di pasar keuangan Indonesia menghambat akses perempuan terhadap keuangan dan peluang ekonomi," ujarnya. 

Sementara itu, CEO dan Pendiri IIX Durreen Shahnaz berharap dapat menciptakan ekosistem yang setara gender dan berketahanan iklim untuk membantu Indonesia mencapai agenda SDG. Menurut dia pemanfaatan Orange Bonds akan membantu  memperjuangkan keuangan berkelanjutan, dan mendukung perempuan di garis terdepan.

"Kolaborasi signifikan ini memperkuat komitmen Bappenas dan Kementerian Keuangan terhadap solusi pembiayaan inovatif yang mendorong dampak sosial dan lingkungan,” ujar Shahnaz 

Ia pun mengatakan memobilisasi pembiayaan untuk memberdayakan perempuan dan UMKM yang berfokus pada perempuan. Selanjutya Orange Bonds akan melengkapi dan memperbesar dampak obligasi tematik secara signifikan, serta mempercepat transisi energi yang berkeadilan di Indonesia. 



Reporter: Djati Waluyo