Jika The Fed Turunkan Suku Bunga, Aset-aset Kripto Ini Berpeluang Menguat

pexels.com
Crypto Analyst Reku Fahmi Almuttaqin memprediksi Bitcoin, Ethereum, dan aset-aset kripto lainnya berpeluang menguat jika Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) memangkas suku bunga acuannya pada September mendatang.
Penulis: Hari Widowati
2/8/2024, 15.18 WIB

Crypto Analyst Reku Fahmi Almuttaqin memprediksi Bitcoin, Ethereum, dan aset-aset kripto lainnya berpeluang menguat jika Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) memangkas suku bunga acuannya pada September mendatang. Pada saat itu, aliran dana masuk ke aset-aset kripto akan meningkat sedangkan potensi tekanan jual berkurang.

Pasar kripto terkoreksi pasca pertemuan pejabat The Fed yang memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,25%-5,5%. Ini merupakan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) kedelapan yang memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level tersebut, pada Rabu (31/7).

Berdasarkan data CoinMarketCap, harga Bitcoin terkoreksi 3% ke level US$64.500 (Rp 1,04 miliar) sesaat setelah keputusan tersebut. Harga Ethereum dan Solana juga terkoreksi masing-masing sebesar 2,92% dan 3,32%.

Pada hari yang sama, perwalian hukum bursa kripto Mt.Gox yang bangkrut merilis pemberitahuan bahwa mereka telah mengembalikan dana beberapa kreditor pada 5, 16, 24, dan 31 Juli lalu. Mereka mendistribusikan Bitcoin dan Bitcoin Cash (BCH) kepada lebih dari 17.000 kreditor sesuai rencana.

Pengembalian dana tersebut terkait dengan cold wallet Mt.Gox yang memindahkan 33.964 Bitcoin senilai US$2,25 miliar (Rp 36,46 triliun) ke wallet yang kemungkinan dikelola oleh kustodian BitGo.

"Meskipun masih terdapat Bitcoin senilai lebih dari US$ 2 miliar pada dompet kripto Mt.Gox, distribusi ini menjadi kabar positif yang cukup mengurangi ketidakpastian terkait potensi tekanan jual dari para kreditor Mt.Gox dalam jangka waktu yang lebih panjang," ujar Fahmi, dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (2/8).

Tekanan jual yang terjadi pada Bitcoin dari instrumen ETF Grayscale Bitcoin Trust (GTBC) juga terlihat semakin berkurang. Jika periode Januari-April menjadi momentum di mana pemilik GBTC menunggu untuk dapat mencairkan asetnya dan melakukan cukup banyak penjualan, pada Juli ini angkanya semakin melandai.

Fahmi menyebut saat ini instrumen GTBC memiliki aset dalam kelolaan sebesar 241,29 ribu Bitcoin, turun dari 619,26 ribu Bitcoin pada saat awal peluncuran ETF Bitcoin Spot GTBC pada Januari lalu. Meski tekanan jual Bitcoin dari investor di pasar modal AS, peningkatan pembelian yang sempat terlihat tidak mampu bertahan. Menurut Fahmi, hal ini disebabkan ada pilihan aset-aset lain yang lebih menarik untuk investor, seperti saham dan dolar AS.

Prospek Bitcoin dan Aset Kripto Lainnya saat Suku Bunga Turun

Sinyal penurunan suku bunga acuan The Fed semakin menguat. Jika bank sentral AS itu menurunkan suku bunga acuannya pada September, aliran dana yang masuk ke aset-aset kripto akan semakin menguat.

"Setelah pemerintah Jerman selesai melakukan penjualan Bitcoinnya, tekanan jual yang tersisa untuk dikhawatirkan oleh para pelaku pasar adalah dari kreditor Mt.Gox dan GBTC," ujar Fahmi.

Pemerintah AS yang juga memiliki Bitcoin dalam jumlah besar belum terlalu memicu kekhawatiran. Pasalnya, belum ada tanda-tanda mereka akan melakukan penjualan signifikan dalam waktu dekat.

Apabila sisa tekanan jual dari kreditor Mt.Gox dan investor GTBC dapat diserap pasar sebelum September, Bitcoin berpeluang terkerek karena peningkatan aliran dana pascapenurunan suku bunga acuan AS.

"Apabila Bitcoin terapresiasi, dapat dikatakan mayoritas aset kripto mungkin akan ikut terapresiasi. Namun, aliran dana masuk baru biasanya akan menyasar aset dengan kapitalisasi pasar besar terlebih dahulu," kata Fahmi. Aset-aset dengan kapitalisasi pasar besar, seperti Bitcoin, Ethereum, Solana, BNB, XRP, hingga Dogecoin dan Toncoin serta Bitcoin Cash berpotensi jadi incaran investor.

Fahmi menambahkan, aset kripto yang menjadi pemimpin pasar di sektor potensial, seperti Real World Asset (RWA), Artificial Intelligence (AI), infrastruktur blockchain, liquid staking, dan restaking, hingga stablecoin dan gaming kemungkinan juga mendapatkan perhatian dari investor. Biasanya, mereka adalah investor yang menginginkan eksposur lebih luas di aset-aset kripto.

Namun, Fahmi mengingatkan agar investor memperhatikan berapa basis poin suku bunga yang akan diturunkan nanti. Pasalnya, hal itu akan menjadi variabel yang signifikan yang dapat memengaruhi potensi besaran dampaknya ke pasar kripto.

Oleh karena itu, investor harus selalu mengikuti dinamika dan perkembangan yang ada, serta memantau portofolionya secara berkala. Fahmi mengatakan melalui platform Reku, investor dapat lebih mudah mengevaluasi performa investasi dengan melihat fitur portfolio analysis yang menyediakan rangkuman terlengkap, mulai dari estimasi laba dan rugi hingga harga rata-rata aset secara real time.