Harga Bitcoin (BTC) telah jatuh lebih dari 8% sejak awal akhir pekan menjadi US$57.400 (Rp 919,49 juta) pada Minggu (4/8). Ini merupakan harga terendah dalam hampir tiga pekan terakhir. Kekhawatiran terhadap resesi global dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah membuat mata uang kripto terpopuler ini terus merosot.
Cryptoslate melaporkan harga koin alternatif (Altcoin) juga mengalami penurunan. Harga Ethereum (ETH) merosot ke level terendah sejak April, turun lebih dari 6% dalam 24 jam terakhir menjadi US$2.613 (Rp 41,86 juta), sebelum mencoba untuk pulih.
Mata uang kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar ini diperdagangkan pada US$2.745 (Rp 43,97) pada Minggu (4/8). Pada Juli lalu, harga Ethereum sempat menyentuh US$3.400 (Rp 54,46 juta) setelah peluncuran reksa dana yang dapat diperdagangkan di bursa (ETF) Ethereum spot.
Solana (SOL) mengalami salah satu penurunan paling tajam di antara sepuluh besar mata uang kripto, turun lebih dari 9% pada 4 Agustus ke level terendah US$131 (Rp 2,1 juta) sebelum mencoba pulih.
Berdasarkan data CryptoSlate, SOL diperdagangkan pada US$133,6 (Rp 2,14 juta) dan bertahan meskipun Bitcoin terus mengalami penurunan, pada Minggu (4/8). BNB, Dogecoin (DOGE), dan Avalanche (AVAX) mengalami penurunan yang serupa, berkisar antara 6% hingga 7%, sementara Cardano (ADA) turun sekitar 3%.
Sementara itu, Toncoin (TON) menghindari kekalahan pasar dan diperdagangkan pada US$5,86 (Rp 93.871) pada Minggu (4/8). Ini berarti TON hanya turun 0,03% selama 24 jam terakhir. Namun, TON sudah anjlok sekitar 10% selama seminggu terakhir.
Pasar Kripto Didera Tekanan Jual
Saat ini pasar kripto terus mengalami tekanan jual yang besar karena kekhawatiran makroekonomi dan geopolitik.
Penurunan tajam pasar mata uang kripto menyebabkan likuidasi besar-besaran pada posisi long, dengan taruhan berjangka bullish yang mengalami kerugian besar. Data menunjukkan ada penarikan dana senilai US$282,83 juta (Rp 4,53 triliun) dari pasar kripto selama 24 jam terakhir, yang berdampak pada 104.193 pedagang.
Posisi long menyumbang US$248,57 juta (Rp 3,98 triliun) dari likuidasi ini. Pedagang yang bertaruh pada posisi long Ethereum dan Bitcoin paling merugi, masing-masing sebesar US$89,77 juta (Rp 1,44 triliun) dan US$72,26 juta (Rp 1,16 triliun). Sementara itu, Solana mengalami likuidasi sebesar US$17,52 juta (Rp 280,65 miliar).
Binance adalah bursa yang paling terpukul, mencatat total likuidasi sebesar US$84,42 juta (Rp 1,35 triliun), sebagian besar dari posisi long. Perintah likuidasi tunggal terbesar terjadi di OKX, yang melibatkan swap BTC-USDT senilai US$8,81 juta (Rp 141,13 miliar).