Analis Komoditas Senior Bloomberg Mike McGlone memperingatkan bahwa Bitcoin mungkin akan memimpin pembalikan aset-aset yang berisiko. Ia memperkirakan Bitcoin memasuki tren penurunan (bearish).
Kinerja mata uang kripto terpopuler ini mengecewakan sejak Maret lalu. Awal tahun ini, McGlone memprediksi bahwa emas dapat mengungguli Bitcoin karena faktor ekonomi makro.
Meskipun hal ini tidak terjadi, emas pada akhir pekan lalu berhasil mencapai level tertinggi baru sepanjang masa. Sementara itu, Bitcoin sedang berjuang untuk pulih setelah harganya jatuh baru-baru ini.
Awal bulan ini, McGlone menyatakan bahwa euforia Bitcoin mungkin akan “bertahan” karena kombinasi unik dari peluncuran ETF AS dan pengurangan pasokan pada kuartal pertama yang mendorong mata uang kripto ini ke rekor tertinggi.
Pada Minggu (18/8), mata uang kripto terkemuka ini merebut kembali level US$60.000 (Rp 934,7 juta). Namun, harga Bitcoin ini masih jauh dari rekor tertinggi yang dicapai pada bulan Maret.
“Lahir dari krisis keuangan dan pelonggaran kuantitatif, Bitcoin telah membawa sebagian besar aset berisiko ke level tertinggi tahun ini dan mungkin akan melakukan hal yang sama dalam perjalanan turun,” ujar McGlone, dalam sebuah postingan baru-baru ini, seperti dikutip UToday.
Awal bulan ini, McGlone juga menunjukkan bahwa Bitcoin telah turun di bawah rata-rata pergerakan 200 hari, dengan grafik yang miring ke atas. Pada saat berita ini ditulis, mata uang kripto terkemuka ini diperdagangkan pada harga US$59.611 (Rp 928,6 juta) di bursa Bitstamp.
Penurunan suku bunga The Fed yang akan datang seharusnya menyuntikkan optimisme terhadap kenaikan harga Bitcoin. Namun, masih harus dilihat apakah hal ini akan berhasil mengembalikan Bitcoin ke siklus bullish (naik). Para pialang saat ini percaya bahwa The Fed akan melakukan penurunan suku bunga yang lebih kecil dari yang diperkirakan.