OJK Minta Investor Saham Waspadai Dampak Perang Timur Tengah hingga Isu The Fed
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengingatkan investor saham untuk mewaspadai potensi volatilitas di pasar modal.
Inarno menjelaskan Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve atau The Fed untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir memotong tingkat suku bunga 50 basis poin (bps) atau 0,5%.
The Fed juga menyiratkan narasi, yang dipandang oleh para analis bahwa akan kembali menurunkan suku bunga dua kali lagi sampai akhir tahun. Inarno menilai kebijakan suku bunga The Fed akan memberikan sentimen positif di pasar modal Indonesia.
"Kami berharap optimisme pelaku pasar modal harus diimbangi dengan kehati-hatian akibat perkembangan tensi geopolitik, pertumbuhan ekonomi global, dan faktor domestik dengan berbagai sentimen, baik positif maupun negatif," kata Inarno dalam keterangantertulis, dikutip Kamis (3/10).
IHSG Diprediksi Tembus 8.000
PT BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG menembus level 8.000 pada akhir tahun. Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas Laksono Widodo sebelumnya menyatakan hal ini bisa terjadi jika suku bunga di Amerika Serikat turun dan nilai tukar rupiah stabil di bawah Rp 16 ribu per dolar.
Menurut dia, indeks juga akan mendapatkan dorongan jika pasar merespons positif kabinet baru Prabowo - Gibran.
IHSG sempat mengalami turun usai menguat signifikan. IHSG sempat mencapai level 7.905 atau rekor baru sepanjang masa atau all time high pada penutupan perdagangan 19 September. Namun indeks melemah 2,20% ke level 7.527,92 pada 30 September.