Platform pertukaran aset digital, Upbit Indonesia, memprediksi pasar kripto akan menguat pada kuartal keempat tahun ini seiring dengan prospek pemangkasan suku bunga di Amerika Serikat (AS) dan peningkatan likuiditas pasar global. Derasnya arus masuk dana investor institusi ke produk reksa dana yang dapat diperdagangkan (ETF) kripto menjadi salah satu pendorong momentum bullish bagi Bitcoin dan koin lainnya.
Rena Raniadi, Chief Operating Officer (COO) Upbit Indonesia, mengatakan Bitcoin akan mendapatkan dorongan tambahan yang bisa membawanya ke level tertinggi baru dengan meningkatnya adopsi kripto. Pada kuartal keempat 2023, Bitcoin mengalami fluktuasi signifikan, berakhir di kisaran US$60.000 (Rp 899 juta) setelah menyentuh level US$65.000 (Rp 968 juta).
Ketidakpastian yang disebabkan oleh perubahan kebijakan moneter dan ketegangan geopolitik memengaruhi daya tarik aset kripto sebagai investasi. Namun, tren pertumbuhan positif tetap terlihat dengan peningkatan kepercayaan dari investor institusi.
"Kami melihat kuartal IV 2024 sebagai periode yang sangat menjanjikan bagi industri kripto. Selain potensi kenaikan harga Bitcoin yang signifikan, adopsi ETF kripto oleh institusi besar diperkirakan akan memberikan likuiditas tambahan yang dibutuhkan untuk mendorong momentum bullish (tren kenaikan)," ujar Resna Raniadi, dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (21/10).
Ia mengatakan tren utama yang diantisipasi pasar pada kuartal IV ini termasuk peningkatan investasi institusional di aset kripto, adopsi yang lebih luas dari ETF kripto, dan perkembangan regulasi yang semakin mendukung ekosistem ini. Faktor-faktor ini akan memberikan stabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan bagi pasar kripto.
"Kami percaya, kuartal IV ini akan menjadi momen penting dalam perkembangan industri kripto global. Tren positif mungkin akan terlihat di penambahan nilai transaksi dan pelanggan,"ujar Resna.
Menurut data Coindesk, dalam 24 jam terakhir harga Bitcoin sudah naik 1,03% ke level US$68.916 (Rp 1,07 miliar).