Prabowo Tunda Peluncuran Danantara, Ingin Hati-hati dengan Prosesnya
Presiden Prabowo Subianto menunda peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara) pada hari ini. Pihak Istana Kepresidenan mengatakan, Prabowo meminta pembentukan Danantara tak dilakukan terburu-buru.
Peresmian BP Danantara baru akan terjadi setelah kepulangan Presiden Prabowo Subianto dari kunjungan kerja (kunker) ke luar negeri, yang dijadwalkan berlangsung selama dua pekan sejak 8 hingga 24 November.
"Jadi harus ditempuh prosesnya dengan hati-hati dan prudent supaya nanti hasilnya baik," kata Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/11).
Arahan soal Danantara juga disampaikan Prabowo secara tertutup dalam rapat koordinasi nasional (rakornas) penyelenggaraan Pemerintah daerah Tahun 2024 di Sentul International Convention Center hari ini.
"Beliau menyampaikan soal keinginan mengkonsolidasikan aset kekayaan kita dalam institusi bernama Daya Anagata Nusantara," kata Hasan. Ia mengatakan lembaga tersebut akan berfungsi seperti Temasek atau GIC di Singapura.
Sebelumnya, Kepala BP Danantara, Muliaman Darmansyah Hadad, mengatakan pihaknya kini tengah merumuskan instrumen hukum pendirian BP Danantara. Menurut Muliaman, regulasi yang mengatur tugas, sumber anggaran, hingga target organisasi BP Danantara akan diatur melalui penerbitan peraturan pemerintah (PP) dan peraturan presiden atau perpres.
Peraturan Pemerintah dan Perpres itu nantinya bakal menjadi instrumen hukum sambil menunggu proses revisi undang-undang badan usaha milik negara (BUMN).Menurut Muliaman, lembaga pengelola investasi Indonesia Investment Authority (INA) akan melebur ke dalam tubuh Danantara.
"Sementara ada perubahan PP. Ada dua PP dan Perpres," ujar Muliaman di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/11).
Merujuk dokumen informasi bertajuk 'Danantara Indonesia Sovereign Fund,' BP Danantara akan menjadi pengelola aset atau sovereign wealth fund dengan dana kelolaan awal US$ 600 miliar atau Rp 9.429,8 triliun jika dihitung dengan kurs Rp 15.716 per US$.
Ada tujuh BUMN yang bakal masuk ke dalam Danantara, yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT PLN, Pertamina, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan holding BUMN pertambangan, PT Mineral Industri Indonesia atau MIND ID.