OJK Gandeng OECD Genjot Literasi Keuangan Masyarakat Indonesia

Katadata
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara (kedua dari kiri) dalam pertemuan OECD/INFE Meeting and Conference di Bali, Jumat (8/11).
9/11/2024, 14.47 WIB

Otoritas Jasa Keuangan atau OJK dan Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) menyepakati peningkatan kemitraan dan kolaborasi dalam memajukan inisiatif edukasi keuangan secara global.

Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara dalam sambutannya pada OECD/INFE-OJK Conference mengatakan pemberdayaan konsumen melalui literasi keuangan menjadi krusial di tingkat global. Apalagi kompleksitas produk dan layanan jasa keuangan di era digital semakin meningkat.

“Penting bagi kita untuk membekali konsumen dengan pengetahuan, keterampilan, dan perangkat untuk membuat keputusan keuangan yang tepat,” kata Mirza dalam pertemuan OECD/INFE Meeting and Conference di Bali, Jumat (8/11).

Deputy Secretary-General OECD Yoshiki Takeuchi berharap, masyarakat Indonesia dapat mengambil keputusan keuangan yang bijak dan bertanggung jawab sehingga terhindar dari masalah utang berlebih dan memperkuat ketahanan finansial. 

Sedangkan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengharapkan sinergi dan kolaborasi antara OJK dengan OECD semakin erat untuk mewujudkan konsumen yang semakin berdaya dan inklusif.

"Sehingga tercipta ketahanan finansial dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi dan dapat dirumuskan program dan kebijakan baru sesuai dengan kebutuhan,” kata Friderica.

Ia mengatakan, sejak 1 Januari hingga 28 Oktober 2024, OJK telah menyelenggarakan lebih dari 4.000 kegiatan edukasi keuangan yang menjangkau 5,79 juta peserta di seluruh Indonesia.

Sementara itu, Chair of the OECD/INFE Magda Bianco mengatakan literasi keuangan berperan untuk meningkatkan peran serta dan tingkat kepercayaan masyarakat untuk lebih terlibat di sektor jasa keuangan serta membuat keputusan keuangan dengan baik.

Selain itu, literasi keuangan juga membuat masyarakat lebih siap secara keuangan dalam menghadapi kemungkinan ketidakpastian di masa depan. "Masyarakat pun akan mampu memilih produk/layanan sesuai dengan strategi dan tujuan investasi yang dimiliki,” kata Magda.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail