PT Jasa Marga Tbk memotong anggaran belanja modal (capex) senilai Rp 2,5 triliun dari target awal Rp 20 triliun tahun ini. Pemotongan ini untuk menjaga arus kas perusahaan lantaran dampak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ke pemasukan operator jalan tol tersebut.
Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal mengatakan kendaraan yang melewati jalan tol milik perseroan anjlok selama penerapan PSBB. Hal ini berimbas terhadap penurunan pendapatan perseroan hingga 50% dari kondisi normal pada Mei lalu.
Di sisi lain, menurut Donny, pemangkasan capex perseroan merupakan bagian dari strategi untuk menjaga neraca keuangan tetap sehat. Sebab pandemi Covid-19 telah berimbas terhadap kinerja keuangan operator tol pelat merah itu.
Itu sebabnya, emiten berkode saham JSMR ini akan memprioritaskan penggunaan modal untuk pemeliharaan guna menambah kenyamanan berkendara di jalan tol. “Kami mengefisienkan semua kegiatan dinas dan sebagainya, diprioritaskan untuk safety jalan tol,” katanya dalam paparan publik secara daring, Rabu (26/8).
Namun adanya pelonggarakan penerapan PSBB pada Juni membuat penurunan pendapatan tol harian mulai membaik menjadi 20% pada akhir Juni 2020. Oleh karena itu, Donny optimis, kinerja perseroan akan pulih lebih cepat.
Apalagi penurunan bisnis ini terjadi akibat dampak kebijakan penanganan corona oleh pemerintah dan bukan hal yang sifatnya fundamental. “Yang menarik bisnis toll road ini recovery-nya lebih cepat. Begitu PSBB dilonggarkan pendapatan kami berangsur pulih,” katanya.
Laba bersih PT Jasa Marga Tbk (JSMR) pada periode enam bulan pertama tahun ini anjlok hingga 90% menjadi Rp 105,73 miliar dari periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, anjloknya laba bersih disebabkan turunnya pendapatan jalan tol dan konstruksi yang signifikan sebagai dampak PSBB.
Secara umum, operator jalan tol pelat merah ini membukukan total pendapatan sebesar Rp 6,77 triliun atau turun 51% secara tahunan dibandingkan periode yang sama 2019 sebesar Rp 13,8 triliun. Pendapatan dari jalan tol turun 17,5% menjadi Rp 3,91 triliun dari periode yang sama tahun lalu yakni Rp 4,74 triliun.
Turunnya pendapatan tol perusahaan terlihat pada puncak arus mudik lebaran tahun ini. Jumlah kendaraan yang melintas di jalan tol Jakarta-Cikampek turun 62% dibandingkan saat kondisi normal.