Sinergi dengan BRI dan Pegadaian, Pendanaan PNM akan Membesar

ANTARA FOTO/Syaiful Arif
PIC Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) PT Permodalan Nasional Madani Cabang Surabaya, Dicky Irwanto (tengah), Regional Manager Mekaar Istiqomah (ketiga kiri), staff divisi PKU PNM, Intan (kedua kiri) dan Camat Balongpanggang, M Jusuf Asyori (kiri) berbincang dengan nasabah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) usai temu nasabah di kantor Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Jumat (14/2/2020).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
10/12/2020, 15.25 WIB

PT Permodalan Nasional Madani (Persero) alias PNM menilai rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengkonsolidasi perusahaan ultra mikro, dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Rencananya, PNM dikonsolidasikan dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Pegadaian.

"Integrasi dampaknya tentu positif karena komitmen dari holding ingin model bisnis PNM tidak berubah. Harapannya PNM bisa dapat benefit, terutama soal pendanaan," kata EVP Keuangan dan Operasional PNM Sunar Basuki dalam media gathering secara virtual, Kamis (10/12).

PNM menargetkan mampu meraup pendanaan senilai Rp 16-18 triliun pada 2021. Meski dengan konsolidasi dapat membuka peluang pendanaan besar, PNM tetap menargetkan pendanaan tahun depan akan dipenuhi melalui penerbitan surat utang maupun pinjaman bank.

Sunar mengatakan, selain melalui instrumen di pasar modal atau pinjaman bank, pihaknya membuka peluang untuk mencari pendanaan secara internasional. "Perkiraan 2021, ada pendanaan sekitar Rp 16-18 triliun yang akan kami raih dari berbagai sumber pendanaan," kata Sunar.

Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perbanas sekaligus Ekonom Senior Indef, Aviliani menilai dengan bergabung dengan BRI, PNM tidak akan kesulitan lagi untuk mendapatkan pendanaan, begitu juga dengan Pegadaian.

"Dengan adanya konsolidasi, mereka tidak kesulitan mencari pendanaan. Kalau ada perlu apa-apa, BRI bisa support," katanya beberapa waktu lalu.

BRI dan entitas anaknya memiliki total aset Rp Rp 1.447,84 triliun per 30 September 2020. Dengan nilai aset yang sangat besar ini, BRI bisa mendukung pendanaan PNM dan Pegadaian sehingga keduanya bisa melakukan ekspansi bisnis.

PNM dan Pegadaian tidak diperbolehkan untuk menghimpun dana dari masyarakat karena keduanya bukan bank. Keduanya biasa mencari pendanaan melalui pinjaman bank dan menerbitkan surat utang. Sedangkan saat ini, keduanya memiliki utang yang cukup besar dari bank maupun surat utang.

Target PNM 2021

PNM menargetkan mampu menambah jumlah nasabah Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), salah satu produk pinjaman modal kerja, menjadi 9,6 juta. Target tersebut terbilang agresif karena per 30 November 2020 jumlah nasabah Mekaar sebanyak 7,58 juta. Jumlah ini juga sebenarnya naik hingga 29,66% dibanding 30 November 2019.

Sunar mengatakan target yang agresif tersebut dipatok dengan petimbangan target pasar PNM yang juga semakin luas. Perluasan pasar tersebut dilakukan PNM karena banyak masyarakat yang jatuh ke garis kemiskinan karena bisnisnya terdampak negatif pandemi Covid-19.

"Dengan kondisi pandemi, yang tadinya hampir miskin kemudian pindah ke garis kemiskinan, itu jadi target PNM," kata Sunar.

Dengan bertambahnya target nasabah, PNM memperkirakan adanya kenaikan outstanding yang cukup signifikan, di angka sekitar Rp 28-29 triliun. Target tersebut, naik dibandingkan catatan per 30 November 2020 senilai Rp 23,6 triliun. Raihan itu, naik 25% dari posisi November 2019.

"Tentu ini prestasi PNM. Hampir banyak industri mengalami penurunan, PNM yang berkinerja cukup menonjol," kata Sunar.

Menurutnya, kualitas pembiayaan PNM membaik per akhir November 2020. Terlihat dari rasio kredit seret atau non performing loan (NPL) yang ada di level 1,05%, membaik dari posisi November 2019 yang ada di level 1,39%.

Dari sisi kinerja keuangan, total aset PNM senilai Rp 28,4 triliun. Pendapatan usaha senilai Rp 5,2 triliun dan laba bersih Rp 260 miliar. "Kinerja bisnis ini merefleksikan masyarakat ekonomi bawah ini mulai menguat atau menggeliat sejak Juli 2020," kata Sunar.