Saham Bank Jago Rp 1,2 T Diborong lewat Pasar Negosiasi BEI Hari Ini

Bank Jago
Presiden Direktur PT Bank Jago Tbk, Kharim Siregar, saat peresmian kantor Bank Jago cabang Mega Kuningan, Jakarta.
Penulis: Safrezi Fitra
18/12/2020, 10.09 WIB

Saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) kembali ditransaksikan dalam jumlah jumbo di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada awal perdagangan hari Jumat pagi ini (18/12), saham bank milik bankir senior Jerry Ng dan Patrick Walujo ini ditransaksikan di pasar negosiasi hingga senilai Rp 1,2 triliun. Kabarnya, saham Bank Jago sedang diborong investor strategis baru.

Berdasarkan data perdagangan di BEI, sekitar 1,1 miliar saham Bank Jago sudah berpindah tangan di pasar negosiasi pada awal sesi pertama perdagangan hari ini. Jumlah tersebut setara dengan 10,13% dari total 10,86 miliar sahamnya. Berdasarkan data RTI, 1,1 miliar saham di pasar negosiasi itu berpindah tangan hanya dalam dua kali transaksi.

Total nilai transaksinya sekitar Rp 1,2 triliun. Artinya, harga transaksi saham tersebut sekitar Rp 1.150 per saham.

Broker yang melakukan penjualan saham Bank Jago dalam jumlah jumbo tersebut adalah Inovasi Utama Sekurindo. Sedangkan broker pembelinya adalah Trimegah Securities.

Transaksi di pasar negosiasi tersebut turut memicu kenaikan harga saham Bank Jago. Hingga pukul 10.00 WIB, harga saham bank emiten berkode ARTO ini sudah naik 1.04% menjadi Rp 3.880 per saham.

Berdasarkan catatan Katadata.co.id, sebelumnya sudah dua kali terjadi transaksi masif bernilai jumbo saham Bank Jago di pasar negosiasi dalam satu bulan terakhir. Pertama, pada 3 Desember lalu, ada transaksi 1,2 miliar saham atau sekitar 11% dari total saham ARTO. Adapun, nilai transaksinya sebesar Rp 2,3 triliun atau sekitar Rp 1.900 per saham.

Kala itu, broker pembeli terbesar saham bank ini adalah Trimegah Securities, dan broker penjual terbesar adalah PT Erdikha Elit Sekuritas. Hingga kini, belum jelas pemegang saham yang menjual kepemilikan sahamnya, dan investor yang membeli 11% saham bank tersebut.

Kedua, pada Senin lalu (14/12), sebanyak 451,76 juta saham atau setara dengan 4,2% dari total saham Bank Jago ditransaksikan di pasar negosiasi alias nonreguler. Total nilai transaksinya sekitar Rp 530 miliar.

Artinya, transaksi tutup sendiri di pasar negosiasi tersebut dilakukan pada harga Rp 1.170 per saham. Adapun, broker jual maupun beli saham emiten berkode ARTO ini sama yaitu Trimegah Securities.

Jika dilihat, harga transaksi tersebut tiga kali lipat di bawah harga pasar saat itu. Pada penutupan perdagangan di BEI, Senin ini (14/12), harga saham Bank Jago sebesar Rp 3.700 per saham.

Hingga kini, belum ada penjelasan resmi dari manajemen Bank Jago terkait transaksi masif bernilai besar di pasar negosiasi hari ini. Namun, saat transaksi jumbo pertama awal Desember ini, manajemen Bank Jago pernah memberikan komentarnya.

"Kami tidak dalam posisi mengomentari aktivitas pemegang saham di market. Kami juga tidak memberikan komentar atas segala rumors yang beredar di kalangan pelaku pasar," kata Direktur Kepatuhan Bank Jago Tjit Siat Fun kepada Katadata.co.id.

Dalam surat keterbukaan informasinya kepada BEI, 10 Desember lalu, manajemen Bank Jago juga mengaku tidak mengetahui informasi mengenai aktivitas para pemegang sahamnya.

Pemegang saham Bank Jago

Pengendali dan pemegang saham Bank Jago berubah drastis sejak rampungnya penerbitan saham baru untuk penambahan modal bank tersebut pada Maret lalu. Bankir senior Jerry Ng melalui PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia memegang saham Bank Jago sebesar 37,65%. Selain itu, pendiri Northstar Pacific Patrick Walujo melalui Wealth Track Technology Limited memegang sebesar 13,35%.

Seiring rights issue tersebut, masuk juga lima pihak pemegang saham Bank Jago yang merupakan perusahaan cangkang berkantor di luar negeri. Pertama, Jetway Wealth Management Limited di Sertus Chamber Gorvernors Square Suites #5-204 Kepualauan Caymand, sebanyak 7,59% saham.

Kedua, Lion Glory Pte Ltd di Singapura sebesar 6,48%. Ketiga, Qilora Investments (Cayman) Ltd yang menguasai 5,11%. Keempat, Akta Asset Limited di Kepulauan Caymand sebanyak 5,06%. Kelima, Ephesus United Corp di Kepulauan Virgin sebesar 5% saham.

Spekulasi masuknya investor baru

Sejak diambil alih Jerry Ng dan Patrick Walujo, saham Bank Jago memang terus meroket hingga bulan Desember ini menembus Rp 4.000 per saham. Selain keputusan perusahaan menjadi bank digital yang tengah tren di dunia saat ini, lonjakan harga saham Bank Jago dipicu oleh spekulasi masuknya investor baru.

Yang santer terdengar adalah Gojek. Ini karena faktor kedekatan Jerry dan Patrick dengan para pendiri dan pimpinan Gojek. Patrick melalui Northstar juga merupakan salah satu investor awal Gojek.

Sejak awal 2019, Gojek memang semakin serius menggarap bisnis keuangan melalui layanan keuangan Gopay. “Sekaranglah evolusi Gopay dan layanan keuangan,” kata pendiri Gojek Nadiem Makarim, yang kini menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, saat mengumumkan logo baru Gojek pada pertengahan tahun lalu (22/7/2019).

Decacorn itu pun didukung oleh Facebook dan PayPal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara, yang berfokus pada layanan keuangan. Keduanya terlibat dalam putaran pendanaan seri F Gojek pada awal tahun ini.

Yang terbaru, pada bulan November lalu, Gojek melakukan perombakan jajaran pimpinannya untuk memperkuat bisnis keuangannya. Aldi Haryopratomo akan mundur dari posisi CEO GoPay per Januari 2021.

Sedangkan dua Co-CEO yakni Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo akan berbagi tugas. Kevin akan berfokus memimpin layanan Gojek, sementara Andre mengomando lini bisnis pembayaran digital dan finansial.

Reporter: Yura Syahrul