PT Indosat Tbk (ISAT) memastikan melepas slot orbit satelit 113 bujur timur. Dengan begitu, Indosat sudah tidak lagi memiliki dan mengoperasikan satelit. Ini dilakukan sebagai strategi perseroan mengejar pertumbuhan, karena bisnis satelit dinilai sudah tak lagi menguntungkan.
"Secara skala ekonomi, dulunya perusahaan punya tiga satelit, sekarang tinggal satu. Itu tidak efisien lagi dan juga tidak memberikan harga yang kompetitif untuk layanan satelit," kata Chief Legal & Regulatory Officer Indosat Natasha Nababan dalam paparan publik, Selasa (12/1).
Natasha mengatakan ke depannya sumber daya yang tadinya terlibat dalam bisnis satelit, bakal dialihkan. Indosat berencana menyalurkan sumber daya tersebut untuk bisnis utama Indosat.
Sebagai informasi, masa operasi satelit Palapa D milik Indosat telah berakhir. Satelit di slot orbit 113 bujur timur tersebut, rencananya digantikan dengan satelit Nusantara 2. Namun, satelit ini mengalami kegagalan dalam peluncurnya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika pun meminta perpanjang masa laku filling satelit tersebut. Akhirnya, Kominfo menetapkan anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, yaitu PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) untuk mengisi kekosongan slot tersebut.
"Kami menyambut baik keputusan pemerintah baru-baru ini yang memilih Telkomsat untuk ambil alih dan mengelola slot orbit satelit tersebut," kata Natasha.
Indosat pun bakal melepas kepemilikan pada saham PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera yang tadinya bakal mengoperasikan satelit Nusantara 2. Indosat memiliki 35% saham perusahaan tersebut.
Penjualan tersebut berdasarkan proposal penawaran dari PT Pintar Nusantara Sejahtera dan PT Pasifik Satelit Nusantara (pemegang saham lain dalam PSNS) tertanggal 2 Oktober 2020.
Analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya mengatakan langkah Indosat untuk meninggalkan bisnis satelit merupakan pilihan tepat karena bisa menekan beban biaya (cost) perusahaan. Pasalnya, skala ekonomi yang tidak lagi kompetitif bagi bisnis Indosat.
"Tak hanya bisa lebih efisien, ke depannya, perusahaan juga bisa lebih fokus pada bisnis utamanya yakni sebagai penyedia layanan komunikasi terutama di bisnis digital," kata Anissa kepada Katadata.co.id.
Indosat membukukan kenaikan pendapatan 9,22%, menjadi Rp 20,59 triliun hingga kuartal III-2020. Meski pendapatannya naik, kerugian operator telekomunikasi ini malah semakin membesar. Dalam sembilan bulan tahun ini, rugi bersih Indosat tercatat Rp 457,5 miliar, dibandingkan kuartal III tahun lalu sebesar Rp 284,59 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang diunggah melalui keterbukaan informasi, Selasa (3/11), pendapatan Indosat masih didominasi bisnis seluler. Segmen bisnis ini terdiri dari paket data, telepon, jaringan interkoneksi, sewa menara, pesan singkat (SMS), dan lainnya.