Keuangan Emiten 2020 Diproyeksi Hancur, Baru Pulih Kuartal II-2021

Saham KATADATA | Arief Kamaludin
Penulis: Ihya Ulum Aldin
4/3/2021, 13.12 WIB

Saat ini masih sedikit emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sudah merilis laporan keuangan 2020. Prediksinya, kinerja mayoritas emiten di tahun awal pandemi Covid-19 melanda Tanah Air, memburuk dibanding tahun sebelumnya. 

"Secara umum saya bisa katakan laporan keuangan 2020 akan jelek, karena tahun lalu pusat pandemi Covid-19," kata Direktur Panin Asset Management (AM) Rudiyanto dalam market outlook, Rabu (3/3).

Menurutnya, dari total 727 emiten di Bursa EFek Indonesia, paling banyak hanya 30 emiten yang capaian penjualan dan laba bersihnya mengalami kenaikan pada tahun lalu. Kinerja emiten di tahun lalu, mayoritas mengalami penurunan.

Kondisi ini diperkirakan masih akan terjadi hingga kuartal I-2021. Dia memperkirakan dalam tiga bulan pertama tahun ini kinerja emiten cenderung stagnan, tidak ada pertumbuhan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Laporan keuangan emiten bisa kembali bangkit setelah Maret tahun ini.

"Laporan keuangan Maret 2020 masih dalam kondisi normal. Jadi, kalau laporan keuangan triwulan I tahun ini dibanding tahun lalu, masih stagnan," katanya.

Sementara, memasuki triwulan II dan triwulan III 2021, laporan keuangan bakal lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Karena efek pandemi sangat terasa pada triwulan kedua dan ketiga tahun lalu. Sepanjang periode itu, kinerja emiten anjlok.

Perekonomian yang diprediksi membaik tahun ini akan berdampak pada pertumbuhan kinerja emiten. Sentimen positif kinerja keuangan emiten terhadap pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG), bakal paling terasa setelah Maret 2021.

Beberapa emiten memang telah mengeluarkan laporan keuangan, seperti industri perbankan. Laporan keuangan emiten bank besar mayoritas turun. Salah satunya Bank Central Asia (BCA) yang turun 5,02% menjadi Rp 27,13 triliun.

Halaman: