SMF Alokasikan PMN Rp 2,25 T untuk Program Kredit Rumah FLPP

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.
Ilustrasi KPR FLPP
Penulis: Lavinda
6/4/2021, 11.12 WIB

PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF memperoleh Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 2,25 triliun pada 2021. Dana itu akan dialokasikan untuk kredit rumah dalam Program Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) sebagai langkah menurunkan beban fiskal pemerintah.

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo menyebutkan perseroan akan meningkatkan dana hingga Rp 6,37 triliun melalui penerbitan surat utang. Tak hanya itu, ditambah pula dana sebesar Rp 19,12 triliun yang berasal dari Badan Layanan Umum-Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Pemerintah (BLU-PPDPP) untuk membiayai KPR FLPP.

“Sehingga total dana yang akan digulirkan kurang lebih Rp 25 triliun untuk memproduksi KPR FLPP sebanyak 157.500 unit rumah dengan bunga yang ujungnya kepada tiap debitur masyarakat berpenghasilan rendah adalah fix rated 5% selama 20 tahun,” ucap Ananta dalam keterangan tertulis, Senin (5/4).

Pada dasarnya, hal ini dilakukan untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional, khususnya di sektor perumahan. Selain mengoptimalisasi penyaluran KPR FLPP, SMF mengaku akan memberi dukungan kepada sektor penyedia perumahan, pengembangan pembiayaan KPR untuk masyarakat berpendapatan tidak tetap, dan pengembangan pembiayaan mikro perumahan.

Terkait program kredit mikro perumahan, Ananta mengaku pihaknya sedang menjajaki sinergi dengan para pemangku kepentingan. Dalam memperluas model bisnis, SMF juga bekerja sama dengan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) terkait penjajakan potensi penerapan skema kerjasama pemerintah dan badan usaha di sektor perumahan.

Terkait kinerja keuangan, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 470 miliar sepanjang 2020 lalu. Angka itu menyusut 0,6% dari raihan laba tahun sebelumnya yang sebesar Rp 473 miliar.

Pencapaian kinerja SMF ditopang dari kegiatan sekuritisasi sebesar Rp 631 Miliar, penyaluran pinjaman sebesar Rp 6,43 Triliun, serta penerbitan surat utang sebesar Rp 7,27 Trililun.

Terkait penerbitan surat utang korporasi, rinciannya antara lain penerbitan obligasi PUB V Tahap III sebesar Rp4 Triliun, PUB V Tahap IV sebesar Rp2,11 Triliun, sukuk mudharabah PUB I Tahap II sebesar Rp346 Miliar, MTN IX sebesar Rp700 Miliar dan MTNS X sebesar Rp110 Miliar. Sampai akhir 2020, posisi outstanding surat utang SMF mencapai Rp18,16 Triliun dan oustanding pendanaan jangka panjang dari bank sebesar Rp1,5 Triliun.

Total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF ke sektor pembiayaan perumahan dari 2005 hingga 2020 lalu mencapai Rp69,15 triliun. Adapun, total aset SMF hingga akhir 2020 sebesar Rp32,57 Triliun.

Dari seluruh dana yang dialirkan, Ananta menyebutkan SMF telah membiayai sekitar 1,08 juta debitur KPR (termasuk KPR FLPP) yang terbagi atas 84,20% wilayah barat, 15,12% wilayah tengah dan sisanya wilayah timur baru 0,68%.