Rampingkan Manajemen, Erick Thohir Hapus Dua Jabatan Direksi Antam

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.
Pengunjung melakukan transaksi jual beli emas di Butik Emas Antam, Jakarta, Selasa (28/7/2020).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
7/4/2021, 14.02 WIB

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dipimpin Erick Thohir selaku pemegang saham dwiwarna, mengubah jajaran direksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Perubahan itu dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Rabu (7/4).

SVP Corporate Secretary Antam, Kunto Hendrapawoko mengatakan, direksi yang dirombak yaitu Direktur Niaga Antam Aprilandi Hidayat Setia dan Direktur Operasi & Produksi Antam Hartono.

"RUPS memberhentikan dengan hormat dan menyampaikan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikiran," katanya dalam konferensi pers secara virtual usai RUPST.

Berikutnya, pemegang saham juga mengubah nomenklatur anggota direksi Antam. Untuk nama jabatan Direktur Keuangan berubah menjadi Direktur Keuangan dan manajemen Risiko. Lalu, Direktur Operasi dan Produksi berubah menjadi Direktur Operasi dan Transformasi Bisnis.

"Hasil keputusan RUPS hari ini juga, untuk menghilangkan nomenklatur Direktur Niaga dan Direktur Pengembangan," kata Kunto menambahkan.

Dengan demikian, jajaran pengurus Antam menjadi sebagai berikut:

- Direktur Utama: Dana Amin
- Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Anton Herdianto
- Direktur Sumber Daya Manusia: Luki Setiawan Suardi
- Direktur Operasi dan Transformasi Bisnis: Risono

Dalam RUPST hari ini, juga diputuskan, Antam membagikan dividen sebesar Rp 402,27 miliar. Nilai tersebut diambil dari 35% laba bersih Antam 2020 yang mencapai 1,15 triliun.

Nilai dividen tersebut lebih besar dibandingkan tahun buku 2019, dimana Antam membagikan dividen senilai Rp 67,84 miliar. Nilai dividen itu diambil dari 35% dari laba bersih 2019 yang hanya Rp 193,85 miliar.

Laba Antam 2020 memang tercatat mampu meroket hingga 495% dibandingkan 2019. Padahal, penjualan Antam 2020 hanya Rp 27,37 triliun atau mengalami penurunan hingga 16,34% dibandingkan 2019 yang mencapai Rp 32,71 triliun.

Meski begitu, Antam berhasil menurunkan beban pokok penjualan tahun lalu sebesar 19% menjadi hanya Rp 22,89 triliun. Sehingga, laba kotornya tumbuh tipis 0,63% menjadi Rp 4,47 triliun pada 2020.

Tahun lalu, Antam juga berhasil menurunkan jumlah beban usaha yang menggerus profitabilitasnya hingga 30% menjadi Rp 2,44 triliun. Sehingga mampu mencatatkan laba usaha senilai Rp 2,03 triliun atau mengalami kenaikan hingga 112% dibandingkan tahun sebelumnya.

Reporter: Ihya Ulum Aldin