PT Bank MNC Internasional Tbk mengantongi izin dari pemegang saham untuk menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu alias (rights issue) dan tanpa hak memesan efek (private placement). Melalui rights issue, Bank MNC ditargetkan bisa punya modal inti di atas Rp 5 triliun.
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo memang belum mengatakan secara tepat target dana yang bakal diraih. Meski begitu, dia memberikan sinyal bahwa target dana rights issue mendekati Rp 4 triliun.
Sebab, dia ingin emiten berkode BABP itu masuk kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 3 yang modal minimumnya Rp 5 triliun. Sementara posisi modal inti Bank MNC per 31 Maret 2021 baru mencapai Rp 1,16 triliun, atau di jajaran perbankan BUKU 1.
Dari perspektif bank, makin banyak equity dan aset akan semakin bagus dan semakin besar kekuatannya. “Rights issue ini harus bisa membuat Bank MNC masuk kategori BUKU 3. Bank MNC akan berusaha, bisa langsung lompat menjadi BUKU 3,” kata Hary dalam paparan publik secara daring, Rabu (9/6).
Berdasarkan pengumuman Bank MNC yang disampaikan melalui Keterbukaan informasi beberapa waktu lalu, Bank MNC berencana melakukan rights issue kepada para pemegang saham sebanyak-banyaknya 14,23 miliar saham seri B dengan nilai Rp 50 per saham. Jumlah saham itu setara 33,33% dari modal disetor setelah rights issue.
Rights issue ini diperkirakan terlaksana pada Agustus mendatang. Setelah itu, Bank MNC kembali bersiap menambah modal, tapi kali ini melalui private placement yang ditargetkan terlaksana pada periode semester 2 tahun depan hingga semester 1 tahun 2023 mendatang.
Penambahan modal melalui private placement dimaksudkan untuk persiapan ekspansi Bank MNC terhadap target-target yang sudah dicanangkan. Jika strategi penghimpunan dana, jumlah dana, jumlah akun, dan pemberian kredit secara digital berhasil, Bank MNC akan membutuhkan modal tambahan.
“Bank itu, semakin besar, modalnya harus ditambah. Makanya dicadangkan untuk hal tersebut Kalau semua rencana ini berhasil, tentu ada penambahan modal melalui private placement,” kata Hary.
Bank MNC akan mencari investor yang tidak hanya mampu menyuntikan dana, juga menciptakan sinergi dengan aplikasi bank miliknya, Motion. Meski begitu, Hary belum mengungkapkan target dana yang bisa diperoleh dari private placement.
“Tentu akan dicari investor yang bisa memberikan nilai tambah. Funding adalah satu hal, tapi yang tidak kalah penting bagaimana (investor) bisa ikut membangun Motion Banking ke depan untuk lebih cepat lagi pertumbuhannya,” kata Hary.
Berdasarkan pengumuman di keterbukaan informasi sehubungan dengan private placement, Bank MNC bermaksud untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,53 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 50. Jumlah tersebut, setara dengan 10% dari seluruh saham yang telah disetor.
Dengan kedua aksi korporasi penambahan modal, struktur permodalan Bank MNC akan lebih kuat dan dapat mendukung ekspansi kredit serta mendukung pengembangan aplikasi digital bank Motion. Salah satu strategi pengembangan aplikasi yaitu kolaborasi dengan ekosistem yang dimiliki MNC Group, terutama bisnis media.
MNC Group memiliki basis pengguna cukup besar, seperti pelanggan Pay TV sebesar hampir 9 juta saat ini dan tumbuh 3-4 juta setiap tahunnya. Pangsa pemirsa TV nasional di atas 50% di saat prime time melalui RCTI, MNCTV, GTV dan iNews.
Selanjutnya, basis pembaca portal Okezone, Sindonews, iNews dan Celebrities yang lebih dari 70 juta setiap bulan. Termasuk target jumlah pelanggan di media sosial YouTube sebesar 130 juta dan 100 juta pengikut di Facebook dan Tiktok, dengan jumlah views akumulatif lebih dari 42 miliar.
“Ini mengubah wajah Bank MNC ke depan. Jadi, itulah kenapa kita menambah modal, karena banyak hal yang akan dikerjakan ke depan. Salah satunya menyinergikan seluruh kekuatan MNC Group, termasuk user base dari kelompok media,” kata Hary.