PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berhasil menyalurkan dana subsidi bunga Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta Kredit Pemilikan Rumah (KPR) senilai Rp 2,49 triliun per Maret 2021. Sebanyak 1,15 juta debitur telah menerima manfaat tersebut.

Wakil Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, dana subsidi bunga yang diberikan Kementerian Keuangan tersebut merupakan bagian dari Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 138/2020. Dalam aturan tersebut, pemerintah telah memperluas pemberian subsidi bunga kepada debitur KPR dan kredit kendaraan bermotor (KKB). Adapun penyaluran dana merupakan bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diinisiasi Presiden Joko Widodo.

“Jutaan debitur terbantu dengan program subsidi bunga ini. Program juga meringankan cicilan para debitur KPR dan UMKM di Bank BTN,” ujar Nixon dalam keterangan resmi, Rabu (16/6).

Dalam PMK 138 disebutkan pemerintah memberikan insentif bunga KPR kepada debitur yang membeli rumah dengan tipe 70 ke bawah. Debitur yang berhak memperoleh subsidi bunga adalah yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), plafon kredit maksimal Rp 10 miliar, baki debet kredit hingga 29 Februari 2020, dan berstatus kredit lancar per 29 Februari 2020.

Selain pemberian subsidi bunga, BTN juga telah menyalurkan kredit dari penempatan dana PEN dan penjaminan kredit UMKM. Emiten penyalur kredit perumahan ini tercatat telah menyalurkan dana PEN tahap 3 sesuai PMK 70/104 kepada 34 ribu debitur senilai Rp 12,49 triliun hingga akhir Maret 2021.

Secara total, sejak 2020 hingga 4 Mei 2021, BTN telah tiga kali menerima penempatan dana PEN. Dari seluruh dana yang ditempatkan, perseroan telah menyalurkan total kredit senilai Rp 68,3 triliun per 4 Mei 2021 yang mayoritas difokuskan pada sektor perumahan.

Bank BTN juga telah merealisasikan penyaluran penjaminan UMKM sesuai PMK 71 kepada 246 debitur senilai Rp 565 miliar per akkhir Maret. UMKM yang menjadi sasaran penjaminan yakni yang terkait dengan rantai bisnis sektor perumahan.

“Kami melihat sektor perumahan merupakan sektor yang tinggi serapan sumber daya lokal dan labour intensive, sehingga kami meyakini dana yang disalurkan untuk sektor ini akan memberikan multiplier impact yang kuat untuk mendorong roda perekonomian nasional,” kata Nixon.