Semula Rugi, PTPN III Cetak Laba Bersih Rp 1,07 Triliun per Mei 2021
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) membukukan laba bersih konsolidasi Rp 1,07 triliun pada Mei 2021. Nilai itu berbanding terbalik dari kinerja periode yang sama pada 2020 yang masih merugi Rp 834 miliar.
Capaian laba tersebut jauh di atas target laba bersih berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2021, yaitu 160%. Berdasarkan laporan perusahaan, margin pendapatan sebelum pajak, bunga, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) bahkan meningkat tajam 132% menjadi Rp 4,59 triliun pada Mei 2020, dibanding periode yang sama 2020 Rp 1,98 triliun.
Direktur Utama Holding PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengatakan peningkatan kinerja ini merupakan hasil dari upaya perusahaan menjalankan strategi transformasi bisnis, termasuk di sejumlah lini bisnis dan anak usaha.
Beberapa strategi yang dimaksud antara lain, pengelolaan portofolio, operasional, dan komersial. Selain itu, ekspansi area hilir, optimalisasi aset, dan menjalin kemitraan strategis.
Holding perusahaan perkebunan milik negara itu juga menjalankan dua pondasi pendukung yaitu, pengembangan kapabilitas serta peningkatan sistem dan teknologi. Hal itu termasuk perubahan budaya kerja, peningkatan penjualan, produktivitas tanaman, dan efisiensi untuk menekan harga pokok.
"Peningkatan kinerja PTPN Group semakin menunjukkan peran Holding Perkebunan Nusantara sebagai operational holding sudah tepat dan maksimal dijalankan“ jelas Abdul dalam keterangan tertulis, Selasa (22/6).
Ghani mengatakan, pada 2019, perusahaan beserta anak perusahaan berupaya menjalankan transformasi, melalui 18 program strategis dan enam program prioritas quick wins guna menghadapi tantangan di berbagai aspek termasuk pengelolaan portofolio, serta investasi, dan pendanaan.
Ia menambahkan salah satu bagian penting dari rencana transformasi perusahaan adalah transformasi keuangan yang bertujuan memastikan keberlanjutan Grup PTPN di masa mendatang. Dalam menjalankan transformasi keuangan, Grup PTPN memiliki empat prinsip utama yaitu, bisnis berkelanjutan, komperhensif, konsolidasi arus kas dan transparan.
Transformasi keuangan dilakukan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal itu mencakup strategi perusahaan mengelola dan menyelesaikan utang, memperbaiki kinerja keuangan, meningkatkan EBITDA, serta mengendalikan investasi.
Perseroan juga sedang melakukan upaya transformasi bisnis, baik di sektor budidaya tanaman perkebunan (on farm) maupun pengolahan tanaman perkebunan (off farm). Berdasarkan data per 30 Juni 2020, areal tanaman PTPN III (Persero) dan anak Perusahaan didominasi oleh tanaman kelapa sawit seluas 552.888 ha, tanaman karet seluas 154.737 ha, teh 30.279 ha serta areal tebu 53.946 ha.
PTPN III pertama kali perusahaan perkebunan milik negara yang dibentuk pada 1996 untuk menjalankan usaha agro bisnis, terutama komoditas kelapa sawit dan karet.
Pada 2014, pemerintah menunjuk PTPN III sebagai induk holding BUMN di sektor perkebunan, dan menjadi pemegang saham mayoritas 13 perusahaan perkebunan, yakni PTPN I sampai dengan PTPN XIV. Selain itu, terdapat pula perusahaan pemasaran produk perkebunan, PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN), perusahaan riset dan pengembangan komoditas perkebunan, PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN), dan perusahaan pengembangan SDM, PT LPP Agro Nusantara.
Dengan pembentukkan holding perkebunan ini, PTPN III menjadi produsen beragam komoditas, antara lain kelapa sawit, karet, tebu, teh, kopi, tembakau dan kakao.