Persaingan usaha di bidang jasa pengiriman semakin ketat, terutama selama masa pandemi. Sebagai pemain lama, PT Pos Indonesia optimis mampu bertahan melalui perbaikan layanan.

Direktur Utama PT Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi mengatakan kompetisi antar perusahaan jasa pengiriman salah satunya muncul dari perilaku masyarakat.

“Konsumen sekarang kebanyakan tidak melihat harga, namun mereka akan memilih jasa kurir yang bisa memberikan layanan pengiriman secara cepat dan tepat waktu,” kata Faisal dalam sebuah konferensi daring, Rabu (28/7).

Faisal menambahkan persaingan jasa pengiriman juga semakin terfragmentasi. Sampai saat ini terdapat lebih dari 500 jasa pengiriman yang berlisensi yang cakupannya beragam, mulai dari nasional, regional, atau hanya di suatu daerah saja. Banyaknya jumlah jasa pengiriman ini juga sejalan dengan beragamnya produk layanan yang dipatok berdasarkan periode waktunya. 

Beragamnya kompetisi yang terjadi di industri jasa pengiriman ini juga dibenarkan oleh Chief Marketing Officer PT Pos Indonesia, Rulit Chandra. Untuk mensiasati kompetisi ini PoS Indonesia akan melakukan perbaikan Service Level Agreement (SLA). 

“Kita coba memperhatikan SLA kita, memperbaiki service level yang kita punya dengan terus berkomitmen memberikan layanan dan memastikan hal itu berjalan dengan baik.” kata dalam seminar bertajuk Industry Outlook 2nd Semester 2021, Rabu (28/7).

 Meski sempat meredup, namun Pos Indonesia optimis bangkit. Jaringan luas yang telah dibangun selama 275 tahun dan terkoneksinya perusahaan itu dalam kancah nasional dan internasional menjadi factor keoptimisan tersebut.

“Kita coba mengoptimalisasi aset, serta terus berusaha branding melalui agen-agen,” kata Chandra.

Di tengah rapatnya kompetisi, Pos Indonesia berusaha membentuk loyalitas customer melalui beberapa cara.

“Kita terus memperbaiki dan memastikan barang sampai kepada konsumen sesuai dengan janji yang kita berikan secara termonitor,” kata Chandra. 

Chandra juga menambahkan, pihaknya mulai menyediakan layanan bagi konsumen yang ingin membayar di tempat. “Nggak semua orang punya rekening, jadi kita support dengan pembayaran instan, langsung di tempat,” ujarnya. 

Meski saat ini transaksi pembelian di e-commerce sudah dikalahkan oleh transaksi melalui media sosial, Pos Indonesia tetap berusaha untuk hadir di marketplace sebagai upaya memperluas layanan.

Pos Indonesia di tahun ini akan menjalin kerja sama kembali dengan market place setelah beberapa waktu vakum. “Kerja sama ini sudah masuk dalam tahap finalisasi dan nggak cuman marketplace yang besar, tapi juga marketplace yang baru berkembang,” kata Chandra.

Melalui serangkaian perbaikan mutu layanan ini, Chandra berharap Pos Indonesia dapat menunjukkan kemajuannya. “Kita coba tunjukkan ke masyarakat kalau Pos Indonesia terus memperbaiki diri, memberikan layanan terbaik dan terintegrasi di seluruh wilayah,” ujar Chandra.

Sebagai bagaian dari upaya perbaikan layanan, Pos Indonesia salah satunya memberikan layanan QPosin Aja.  Layanan berbasis aplikasi Android ini memungkinkan pelanggan untuk mengirim surat atau paket tanpa mendatangi kantor pos. Petugas Pos Indonesia mengambil paket dan surat dari tempat tinggal pelanggan. 

(Mela syaharani)

 Baca Juga