Perusahaan ritel PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) mencatatkan pendapatan bersih Rp9,13 triliun sepanjang semester I 2021, atau melonjak 33,8% dari Rp 6,82 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini salah satunya karena jumlah penjualan retail terpadu di platform digital meningkat.
Berdasarkan laporan keuangan, Emiten berkode saham MAPI itu mengantongi laba bersih Rp288,1 miliar pada enam bulan pertama tahun ini, dari semula mengalami kerugian Rp 455,8 miliar pada semester I 2020.
Sejalan dengan peningkatan penjualan, beban pokok penjualan dan beban langsung juga melonjak hingga 34,4% menjadi Rp 5,23 triliun, dari semula Rp 3,89 triliun. Alhasil, perusahaan mencetak laba kotor Rp 3,89 triliun atau naik 33,2% dari Rp 2,92 triliun dengan margin laba kotor 42,7%.
Kinerja operasional menyebabkan MAP mencetak laba usaha Rp684,0 miliar. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi sebelumnya yang mengalami kerugian usaha Rp 300,9 miliar.
Dalam beberapa waktu terakhir, tingkat kunjungan mal masih terbatas akibat pengurangan jam operasional dan kebijakan pengendalian aktivitas publik demi mencegah penyebaran Covid-19. Meski demikian, produktivitas penjualan MAP pada kuartal II tumbuh signifikan, melampaui ekspektasi dibanding kuartal pertama.
Ratih D. Gianda, VP Investor Relations, Corporate Communications dan Sustainability MAP Group menyampaikan perbaikan kinerja keuangan perusahaan didukung oleh perbaikan secara menyeluruh dalam strategi penjualan retail terpadu berbasis digital atau digital Unified Retail. Terbukti, penjualan di platform e-commerce pada semester I meningkat 38% dibanding periode sebelumnya.
"Hal ini didorong oleh bertambahnya jumlah pengunjung pada platform digital, terutama pada musim libur Lebaran Mei lalu," ujar Ratih dalam keterangan tertulis, Selasa (3/8).
Tak hanya itu, Ratih mengatakan terjadi pula peningkatan permintaan produk pada segmen fesyen, kecantikan dan kesehatan, makanan dan minuman, perlengkapan edukasi anak usia dini, pusat perbelanjaan, dan perangkat digital berikut dengan aksesorisnya.
Namun tak dapat dipungkiri, menurut Ratih, kebijakan pemerintah terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak Juni lalu, akan menjadi tantangan pertumbuhan perusahaan dalam beberapa bulan ke depan.
Ekspansi Program Berlangganan ke Asia Tenggara
Ratih menyampaikan, MAP juga akan menerapkan dua strategi demi menopang kinerja dalam jangka panjang. Pertama, memanfaatkan potensi jangka panjang MAP CLUB agar terhubung lebih dekat dengan para pelanggan dan memberikan kenginan pelanggan di manapun dan kapanpun. Kedua, tetap fokus berinvestasi dalam bisnis, merek, dan pasar baru.
Dalam lima tahun ke depan, perusahaan memiliki strategi yang berfokus pada pemanfaatan sumber daya substansial dari pertumbuhan MAP CLUB, program keanggotaan berlangganan produk MAP. Hal ini mencakup investasi di Artificial Intelligence (AI) atau Machine Learning (ML), kemampuan analisa digital, dan konsolidasi lanjutan dari data pelanggan melalui beragam platform.
"Perusahaan juga akan memperluas MAP CLUB ke pasar ASEAN di Filipina, Vietnam, dan Thailand pada 2022," kata Ratih.
Tak hanya itu, menurut dia, perusahaan juga telah melakukan revitalisasi pada MAP dalam 12 bulan terakhir. Beberapa di antaranya, memperbaiki struktur biaya, memperbarui penawaran merek-merek perusahaan, dan meningkatkan pengalaman pelanggan melalui investasi digital MAP pada program kesetiaan dan pemasaran digital.