Peter Gontha Isyaratkan Mundur dari Komisaris Garuda Indonesia

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.
Pilot berada di ruang kemudi pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900neo bercorak khusus yang menampilkan visual masker pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (1/10/2020).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
9/8/2021, 12.46 WIB

Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Peter F. Gontha menyampaikan kemungkinan tidak akan mengemban jabatannya lagi pada 14 Agustus 2021 mendatang. Pasalnya, tangan kanan pebisnis Chairul Tanjung tersebut sudah minta berhenti sejak Januari lalu.

Pamitnya Peter Gontha dari jajaran Komisaris maskapai nasional tersebut disampaikan melalui unggahan foto di Instagramnya, @petergontha, pada Sabtu (7/8). Meski akunnya belum memiliki centang biru, namun diketahui, akun tersebut memang dimiliki oleh Peter.

Peter mengunggah foto lima orang jajaran Komisaris Garuda, dengan posisi dirinya berdiri di tengah, di antara Triawan Munaf selaku Komisaris Utama, dan Zannuba Arifah CH. R (Yenny Wahid) selaku Komisaris Independen.

Pada sisi luar, ada Wakil Komisaris Utama Garuda Chairal Tanjung dan Komisaris Independen Garuda Elisa Lumbantoruan. Hingga Senin (9/8) pukul 12.00 WIB, unggahan tersebut sudah mendapatkan 2.272 tanda suka dan mendapatkan 77 komentar.

"Lima anggota Dewan Komisaris Garuda Indonesia, yang pasti yang tengah (Peter Gontha) tanggal 14 Agustus akan berhenti/diganti/diberhentikan karena sudah minta berhenti Januari lalu," kata Peter dalam keterangan fotonya.

Saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Peter menyampaikan alasan dirinya mengundurkan diri karena jabatannya sebagai komisaris maskapai milik negara itu tak memiliki peran apa-apa, sehingga hanya menghabiskan waktu dan biaya perusahaan. Selanjutnya, menurut Peter, dirinya akan terus berfokus menjalankan bisnis yang dimilikinya, dan rutin menjalankan hobi bersepeda.

"Komisaris tak berperan apa-apa, cuma menghabiskan waktu dan biaya," ujar Peter dalam pesan singkatnya kepada Katadata.co.id, Senin (9/8).

Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan tidak mengetahui soal keputusan dari pemegang saham. "Urusan pergantian pengurus, urusan pemegang saham. Saya tidak tahu," kata Irfan kepada Katadata.co.id, Senin (9/8).

Pemegang saham mayoritas Garuda Indonesia adalah pemerintah Indonesia sebesar 60,54%. Lalu, ada PT Trans Airways milik Chairul Tanjung yang genggam saham Garuda sebanyak 28,27%. Sisanya, 11,19% dimiliki oleh masyarakat.

Garuda Indonesia memang akan mengadakan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada Jumat 13 Agustus 2021 mulai pukul 13.30 WIB. Acara rencananya digelar di Ruang Auditorium, Gedung Manajemen, Lantai Dasar, Garuda City, Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.

Dari tujuh mata acara rapat tersebut, pemegang saham memasukan agenda perubahan pengurus perseroan pada mata acara paling terakhir. Mata acara awal seperti persetujuan laporan tahunan tahun buku 2020, penetapan tantiem, penunjukkan kantor akuntan publik, dan lainnya.

Garuda Indonesia membukukan kerugian mencapai US$ 2,44 miliar atau sekitar Rp 35 triliun (asumsi kurs Rp 14.500) sepanjang 2020 atau membengkak dibandingkan rugi 2019 senilai US$ 38,93 juta.

Salah satu penyebab kerugian yang membengkak adalah pendapatan usaha Garuda yang hanya US$ 1,49 miliar pada 2020 atau turun 67,37% dibandingkan 2019 senilai US$ 4,57 miliar.

Pendapatan dari penerbangan berjadwal US$ 1,2 miliar pada 2020 atau anjlok 68,2% dibandingkan US$ 3,77 miliar pada 2019. Lalu, pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal US$ 77,24 juta pada 2020 atau turun 69,09% dari US$ 249,9 juta pada 2019.

Reporter: Ihya Ulum Aldin