Harga saham PT Bukalapak.com Tbk merosot 6,74% ke level Rp 830 pada penutupan perdagangan saham Rabu (18/8), hari ini, hingga terkena auto reject bawah (ARB). Lalu, bagaimana prospek pergerakan saham Bukalapak di masa mendatang?
Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, harga saham Bukalapak harus segera kembali di atas harga IPO agar tren penurunan tidak berlangsung lama. Jika tidak, tren pelemahan harga saham Bukalapak berpotensi menjadi lebih lama lagi.
"Biasanya jika tidak kembali ke atas harga IPO dalam waktu dekat, tren penurunan masih akan berlanjut dan nanti akan lama lagi untuk bisa menguat kembali," kata Sukarno kepada Katadata.co.id, Rabu (18/8).
Sukarno pun merekomendasikan pelaku pasar untuk menunggu sambil memantau (wait and see) terhadap saham unicorn pertama yang IPO di bursa nasional ini. Menurutnya, jika harga sudah turun 50% dari posisi sekarang, seharusnya boleh membeli kembali (buyback) saham tersebut.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya bahkan mengubah rekomendasi pilihan utama saham, dari semula BUKA dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), menjadi PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).
"Kami mengubah pilihan utama kami menjadi MAPA dan LSIP dari BUKA dan SCMA," ujar Hariyanto dalam riset tertulis yang terbit Rabu (18/8).
Mirae Sekuritas merekomendasikan investor untuk mengoleksi saham MAPA karena entitas MAP Group itu merupakan salah satu perusahan yang mampu melakukan monetisasi dengan baik di tengah kebijakan pembukaan kembali mal seiring kasus Covid-19 yang menurun.
"Berdasarkan ground check kami pada 15 Agustus, jumlah pengunjung toko MAPA telah pulih," ujar Hariyanto.
Selain itu, MAPA diperkirakan membukukan pertumbuhan pendapatan yang kuat pada kuartal IV 2021, dipicu fenomena meningkatnya aktivitas belanja akhir tahun masyarakat berpenghasilan menengah ke atas. Hal itu karena ada pembatasan perjalanan internasional pada 2021.
Mirae juga merekomendasikan pelaku saham untuk mengoleksi LSIP karena momentum pendapatan diperkirakan terus berlanjut. LSIP membukukan pendapatan yang kuat pada semester I 2021, melebihi ekspektasi konsensus . Selain itu, tingginya harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) akan membuat LSIP terus membukukan pendapatan yang kuat pada periode mendatang.