PT Manulife Aset Manajemen Indonesia atau MAMI membukukan total dana kelolaan atau AUM tumbuh 8% menjadi Rp 104,7 triliun sepanjang periode Januari-Juni 2021. Kinerja positif tersebut turut ditopang pertumbuhan dana kelolaan reksadana yang naik hampir dua kali lipat.
"Majority growth berasal dari reksadana yang naik hampir dua kali lipat menjadi Rp 56,6 triliun, sedangkan sisanya kontrak pengelolaan dana (KPD). Untuk kelas asetnya banyak dari reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham," kata Presiden Direktur MAMI Afifa dalam paparan kinerja virtual, Selasa (31/8).
Afifa menjelaskan dari total kelolaan AUM MAMI Rp 104,7 triliun, sekitar 53% berasal dari produk reksadana pendapatan tetap, 32% reksadana saham, 10% money market atau pasar uang, dan sisanya merupakan campuran dan 2% reksadana terproteksi. "Reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham mengambil porsi lebih besar," ujarnya.
Hingga akhir Juni 2021, MAMI mengelola dana dari 1,18 juta investor Indonesia dari total 28 produk reksadana dan 40 mandat investasi. Total AUM MAMI per Juni 2021 tumbuh sebesar 52% dibandingkan periode Juni 2020.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per akhir Juni 2021, MAMI menempati peringkat pertama dalam mengelola AUM reksadana dengan nilai mencapai Rp 56,6 triliun. Secara persentase, AUM reksadana MAMI tumbuh sebesar 93% secara tahunan, jauh melampaui pertumbuhan industri yakni 11%.
Selain itu, data otoritas menunjukkan Manulife Aset Manajemen berada di peringkat teratas pada kategori AUM reksadana pendapatan tetap. Manajemen investasi tersebut berhasil menghimpun dana kelolaan untuk produk reksadana pendapatan tetap sebesar Rp 23,6 triliun, begitu juga dengan AUM reksadana syariah yang mencapai Rp 8,2 triliun.
Director & Chief of Legal, Risk, and Compliance Officer MAMI, Justitia Tripurwasani mengatakan kinerja produk reksadana syariah juga mencatatkan kinerja positif tahun ini. "AUM reksadana syariah kami juga yang terbesar, karena MAMI dipercaya untuk produk syariah,” ujarnya
Dia menambahkan, perkembangan reksadana syariah MAMI sejak 2017 hingga Juni 2021 telah tumbuh 42% atau memiliki Rp 40,3 triliun. Untuk mendukung ekosistem syariah tersebut, MAMI juga telah membentuk dewan pengawas syariah (DPS) untuk membantu mengawasi dan memastikan kalau perusahaan tetap compliance terhadap bisnis syariah.
Pada April 2016, MAMI menjadi pelopor penerapan pembukaan rekening dan transaksi reksa dana secara fully online pertama di Indonesia melalui peluncuran klikMAMI.com. Investor dapat melakukan pembukaan rekening dan transaksi investasi reksadana dari mana saja dan kapan saja tanpa perlu mengunjungi kantor manajer investasi ataupun APERD untuk penandatanganan formulir. Di 2019, MAMI juga memelopori penerapan multi share class pada produk reksa dana di Indonesia.
Di sisi lain, Afifa menyayangkan bahwa tingkat penetrasi reksadana terhadap PDB Indonesia masih sangat rendah yakni 3,3% dibandingkan negara lain. Dari tabel paparannya, ditunjukkan bahwa tingkat penetrasi reksadana di Malaysia sudah mencapai 33,4% dari total PDB, disusul Thailand di peringkat kedua dengan 30,9% dan Tiongkok 13,9%.
"PR (pekerjaan rumah) kita masih banyak, tapi potensi atas pertumbuhan ke depan juga masih luar biasa, seiring dengan potensi pertumbuhan PDB Tanah Air," ujar Afifa.
Dia memperkiran, ke depan penetrasi reksadana bisa berkontribusi lebih dari 50% terhadap PDB Tanah Air. Apalagi, populasi masyarakat Indonesia saat ini 27,94% didominasi usia 8-23 tahun, dan 25,87% berusia 24-39 tahun.