PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencatatkan rugi bersih Rp 766,23 miliar sepanjang semester I 2021. Jumlahnya menyusut 25,33% dari jumlah kerugian pada periode sama pada tahun lalu yang mencapai Rp 1,02 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan, unicorn pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mengantongi pendapatan neto Rp 863,62 miliar dalam enam bulan pertama 2021. Pendapatan tersebut tumbuh hingga 34,67% dari raihan omzet neto pada semester I-2020 sebesar Rp 641,28 miliar.

"Pendapatan Bukalapak mayoritas masih berasal dari marketplace, yakni sebesar Rp 529,18 miliar. Jumlah itu tumbuh 4,42% dibanding periode sama tahun lalu Rp 506,77 miliar," ujar Manajemen Bukalapak dalam keterangan tertulis, Rabu (1/9).

Kenaikan signifikan berasal dari pendapatan mitra yang dalam enam bulan pertama tahun ini, yakni mencapai 349% menjadi Rp 289,81 miliar dari sebelumnya Rp 65,47 miliar. Namun, pendapatan dari BukaPengadaan tercatat menyusut 36,29% menjadi Rp 44,62 miliar dari semula Rp 70,03 miliar.

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beberapa pos beban ikut membengkak. Alhasil, Bukalapak mencatatkan rugi usaha Rp 776,16 miliar hingga Juni 2021, meski menurun 24,85% dibanding rugi usaha hingga Juni 2020 Rp 1,03 triliun.

Pengeluaran paling besar yang paling menggerus profitabilitas Bukalapak adalah beban penjualan dan pemasaran senilai Rp 881,73 miliar pada semester I 2021. Beban tersebut tercatat naik signifikan 14,64% dibanding periode sama tahun lalu Rp 769,13 miliar.

Beban besar lainnya adalah beban umum dan administrasi yang mencapai Rp 659,09 miliar dalam enam bulan pertama tahun ini. Beban ini mampu diturunkan 22,55% oleh Bukalapak dari Rp 850,94 miliar pada semester I-2020.

Pos beban berikutnya adalah beban pokok pendapatan senilai Rp 118,05 miliar hingga Juni 2021. Berdasarkan laporan keuangan, beban pokok pendapatan tersebut mengalami kenaikan 69,92% dari periode sama tahun lalu Rp 69,47 miliar.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin