BSD Cari Investor Strategis untuk Kembangkan Bisnis Pusat Data

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/rwa.
Warga penghuni berjalan menikmati botanic park di kawasan Nava Park BSD, Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (8/4/2021).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
7/9/2021, 11.41 WIB

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) tengah melirik bisnis pusat data atau data center. Saat ini, perusahaan properti milik Grup Sinarmas tersebut tengah melakukan pembicaraan dengan sejumlah investor strategis untuk berinvestasi dan membangun data center di lahan milik BSD.

"Sejauh ini kami memang sudah ada pembicaraan-pembicaraan dengan beberapa partner strategis untuk bersama-sama berinvestasi dalam data center," kata Direktur Utama BSD FX Ridwan Darmali dalam paparan publik, Selasa (7/9).

Ridwan menyampaikan bisnis pusat data adalah salah satu komponen dari seluruh tatanan digital platform yang penting. Oleh karena itu, BSD juga tertarik untuk berinvestasi dalam ini sehingga saat ini tengah mencari investor potensial karena membutuhkan investasi dengan nilai cukup besar dan pengoperasian yang khusus.

Pada kesempatan yang sama Sekretaris Perusahaan sekaligus Kepala Hubungan Investor Christy Grassela mengatakan bisnis pusat data memang sedang menjadi tren saat ini. Sebagai pengembang, BSD masuk ke bisnis tersebut sebagai penyedia lahan karena butuh lahan yang mumpuni.

Untuk urusan lahan, BSD saat ini memiliki bank tanah (land bank) mencapai 4.300 hektare, di mana sekitar 2.300 hektare terletak di BSD City. "Untuk tanah, lahan, sudah kami siapkan area-area landbank BSDE, sudah lebih dari cukup," kata Christy.

Ia mengatakan semua calon investor strategis masih dalam kajian dan dalam proses peninjauan. "Akan segera kami update kepada publik jika sudah ada titik terang dan ada konfirmasi secara final," kata Christy.

BSD membukukan laba bersih mencapai Rp 680 miliar sepanjang semester I-2021. Posisi laba bersih tersebut mampu membalik kondisi rugi bersih Rp 192,68 miliar pada periode sama tahun lalu yang dialami oleh perusahaan properti milik Grup Sinarmas.

Salah satu faktor yang membuat BSD mampu membalikan kondisi ruginya adalah pendapatan usahanya yang mencapai Rp 3,25 triliun dalam enam bulan pertama tahun ini. Pendapatan tersebut tumbuh hingga 39,24% dibandingkan semester I-2020 Rp 2,33 triliun.

Pendapatan tersebut bisa meningkat signifikan karena penjualan atas tanah dan bangunan mencapai Rp 2,57 triliun, yang merupakan penyokong utama pendapatan usaha. Nilainya, mampu tumbuh 47,22% dibanding Rp 1,74 triliun pada periode sama tahun lalu.

Reporter: Ihya Ulum Aldin