Konstruksi Proyek dan Lelang Tertunda, PTPP Revisi Target Kontrak Baru

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.
Pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Mandalika International Street Circuit di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Pujut, Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kamis (4/3/2021). Berdasarkan data Mandalika Grand Prix Association (MGPA), ITDC dan PT PP per Februrari 2021 progres pembangunan lintasan sirkuit MotoGP itu secara kumulatif mencapai 53,27 persen dan ditargetkan selesai pada pertengahan 2021.
Penulis: Lavinda
10/9/2021, 13.40 WIB

Perusahaan konstruksi milik negara PT PP (Persero) Tbk merevisi target perolehan nilai kontrak baru sepanjang 2021 menjadi hanya 85%, dari proyeksi awal yang sebesar Rp 30 triliun. Artinya, target kontrak baru menyusut menjadi sekitar Rp 25,5 triliun. 

Direktur Utama PTPP Novel Arsyad revisi target nilai kontrak tahun ini disebabkan adanya potensi penundaan pembangunan sejumlah proyek infrastruktur yang seharusnya dikerjakan tahun ini. Selain itu, terdapat pula kemunduran waktu tender.

"Kalau terjadi refocusing (penundaan proyek) dan kemunduran waktu tender, kemungkinan 85% dari target awal. Kami akan rilis akhir september," ujarnya dalam paparan publik virtual. 

Hal ini juga berdampak pada penggunaan belanja modal perusahaan. Emiten berkode saham PTPP ini menganggarkan belanja modal Rp 6,2 triliun tahun ini, tapi hanya akan terealisasi Rp 2,2 triliun sampai akhir 2021. Penyebabnya adalah terdapat beberapa proyek yang mengalami kemunduran di antaranya, proyek Tol Semarang - Demak, proyek properti dan residensial, proyek pengembangan Bali Utara, proyek Kawasan Industri Subang dan sistem pengelolaan air minum Juanda.

"Beberapa juga mengalami penyesuaian dengan lingkungan bisnis yang ada," katanya.

Sampai akhir Juli, PTPP membukukan kontrak baru sebesar Rp 9,54 triliun. Pencapaian kontrak baru tersebut terdiri dari, kontrak baru induk perusahaan sebesar 60% dan anak perusahaan sebesar 40%.

Beberapa proyek yang diraih oleh PTPP sampai Juli 2021 antara lain, Junction Dawuan Tol sebesar Rp 825 miliar, Pegadaian Tower sebesar Rp 594 miliar, Gedung Kejaksaan Agung RI sebesar Rp 500 miliar, dan Jalan KIT Batang Fase 1.4 sebesar Rp 350 miliar.

Selain itu, penataan Kawasan Pura Besaki Rp 344 miliar, Mandalika Infrastructure Fase 2 Rp 342 miliar, Infrastruktur Kabupaten Alor Rp 271 miliar, RS Banten sebesar Rp 241 miliar, dan Irigasi Bintang Bano Rp 212 miliar.

Sampai Juli 2021, kontrak baru dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendominasi perolehan kontrak baru PTPP dengan kontribusi sebesar 51%, disusul proyek pemerintah sebesar 36% dan swasta sebesar 13%.

Berdasarkan jenis atau tipe pekerjaan, antara lain: proyek jalan dan jembatan sebesar 49,68%, proyek gedung sebesar 34,25%, proyek irigasi 8,60%, industri sebesar 4,91%, bandara sebesar 0,96%, minyak dan gas 0,8%, serta proyek pembangkit listrik sebesar 0,8%.