Seluruh Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) telah menyampaikan laporan keuangan hingga triwulan III. Total laba bersih keempat bank BUMN meningkat 41,45% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 33,62 triliun menjadi Rp 47,56 triliun.
Bank Mandiri (Persero) membukukan laba bersih paling besar, yakni Rp 19,22 triliun. Nilainya tumbuh 37,08% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 14,02 triliun.
Sedangkan laba bersih Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau BRI meningkat 34,73% menjadi Rp 19,07 triliun. Pada kuartal III tahun lalu, besarannya Rp 14,15 triliun dan melebihi Bank Mandiri.
BUMN lainnya yakni Bank Negara Indonesia (Persero) atau BNI membukukan laba bersih Rp 7,74 triliun. Angkanya tumbuh 79,31% dari Rp 4,32 triliun. Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi dibanding Himbara lain.
Selanjutnya laba bersih Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN mencapai Rp 1,51 triliun. Nilainya naik 35,27% dibandingkan kuartal III 2020 Rp 1,12 triliun.
Meski begitu, laba bersih masing-masing anggota Himbara tersebut masih di bawah Bank Central Asia (BCA). Keuntungan bank swasta ini naik 15,79% dari Rp 20,03 triliun menjadi Rp 23,19 triliun.
Pertumbuhan laba bersih keempat bank BUMN dan BCA ditopang oleh pendapatan bunga bersih. Rinciannya sebagai berikut:
- BRI melesat 27,91% yoy dari Rp 56,04 triliun menjadi Rp 71,69 triliun
- Bank Mandiri tumbuh 26,46% yoy dari Rp 42,16 triliun menjadi Rp 53,31 triliun
- BNI meningkat 17,64% yoy dari Rp 24,39 triliun menjadi Rp 28,69 triliun
- BTN melonjak 30,2% yoy dari Rp 6,72 triliun menjadi Rp 8,75 triliun
- BCA naik 3,32% yoy dari Rp 40,8 triliun menjadi Rp 42,15 triliun
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo mengatakan, ada sejumlah faktor yang membuat pendapatan bunga bersih bank BUMN dan BCA tumbuh. Salah satunya, beban bunga yang lebih rendah secara signifikan
"Alasan lain, karena pendapatan non-bunga yang lebih tinggi," kata Handiman dalam riset tertulis, dikutip pada Selasa (2/11).
Rincian beban bunga masing-masing bank sebagai berikut:
- BRI turun 35,2% yoy dari Rp 29,8 triliun menjadi Rp 19,31 triliun
- Bank Mandiri turun 21,7% yoy dari Rp 24,21 triliun menjadi Rp 18,95 triliun
- BNI turun 39,8% yoy dari Rp 14,67 triliun menjadi Rp 8,82 triliun
- BTN turun 17,92% yoy dari Rp 11,95 triliun menjadi Rp 9,81 triliun
- BCA turun signifikan yakni 15,62% yoy dari Rp 8,55 triliun menjadi Rp 7,22 triliun
Sedangkan rincian pendapatan non-bunga bank BUMN dan BCA yakni:
- Bank Mandiri meningkat 21,5% yoy dari Rp 19,58 triliun menjadi Rp 23,79 triliun
- BRI tumbuh 17,1% yoy dari Rp 21,47 triliun menjadi Rp 25,15 triliun
- BNI naik 14,2% yoy dari Rp 8,94 triliun menjadi Rp 10,21 triliun
- BTN melesat 11,5% yoy dari Rp 1,62 triliun Rp 1,81 triliun
- BCA naik 2,4% yoy dari Rp 15,09 triliun Rp 15,45 triliun
Sebagai lembaga intermediasi, bank Himbara secara total menyalurkan kredit hingga Rp 2.888 triliun per kuartal III. Capaian ini meningkat 10,52% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 2.614 triliun.
Rincian penyaluran kredit oleh bank BUMN sebagai berikut:
- BRI tumbuh 9,74% yoy dari Rp 935,34 triliun menjadi Rp 1.216 triliun
- Bank Mandiri meroket 16,93% yoy dari Rp 873,72 triliun menjadi Rp 1.021 triliun
- BNI naik 3,74% yoy dari Rp 570,64 triliun menjadi Rp 570,64 triliun
- BTN naik 6,03% yoy dari Rp 254,91 triliun menjadi Rp 270,27 triliun
Sedangkan BCA menyalurkan kredit Rp 605,87 triliun selama sembilan bulan pertama tahun ini. Nilainya tumbuh 4,13% yoy dibandingkan kuartal III tahun lalu Rp 581,85 triliun.
Handiman menilai, kredit akan terus tumbuh. Ini karena data PMI Manufaktur melonjak ke rekor tertinggi 57,2 pada Oktober.
"Kami memperkirakan pertumbuhan pinjaman berlanjut, didukung oleh peningkatan lebih lanjut dalam mobilitas dan kegiatan ekonomi," kata Handiman.
Sedangkan kualitas kredit sejumlah bank tercatat menurun, terlihat dari kenaikan rasio kredit seret alias non-perfing loan (NPL). Rinciannya sebagai berikut:
- NPL BRI naik dari 3,1% pada September 2020 menjadi 3,28% per September 2021
- NPL BNI naik dari 3,6% menjadi 3,8%
- NPL BCA naik dari 1,9% menjadi 2,4%
- NPL Bank Mandiri membaik atau turun dari 3,33% menjadi 2,96%
- NPL BTN juga turun dari 4,56% menjadi 3,94%
Handiman mengatakan, secara industri, NPL sepanjang September turun dari Agustus 3,3% menjadi 3,2%. Menurutnya, ini karena didorong oleh segmen pinjaman investasi dan modal kerja.
Kredit di kedua sektor itu terdorong kegiatan ekonomi yang sudah dibuka kembali secara bertahap. "Kami memperkirakan penurunan biaya provisi di kuartal IV, yang akan menjadi katalis terbesar untuk harga saham bank," kata Handiman.