Dua Keuntungan Bandara Kualanamu Dikelola Sebagian oleh Asing

ANTARA FOTO/Septianda Perdana/aww.
Seorang calon penumpang beraktivitas di Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang, Sumatera Utara, Selasa (17/3/2020). Kondisi sepi penumpang dalam beberapa pekan terakhir di Bandara Kualanamu tersebut terkait mewabahnya virus corona (COVID-19).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
26/11/2021, 11.17 WIB

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menilai ada dua keuntungan dari masuknya investor asing GMR Airports Consortium menjadi pemegang saham Bandara Internasional Kualanamu, Medan.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, keuntungan pertama yang didapat negara melalui PT Angkasa Pura II, yaitu mendapatkan dana Rp 1,58 triliun dari GMR Airports Consortium. Kerja sama ini akan berlangsung selama 25 tahun ke depan.

"Dana Rp 1,58 triliun bisa dipakai oleh AP II untuk pengembangan dan pembangunan bandara baru di Indonesia," katanya melalui akun Twitternya @AryaSinulingga, Jumat (26/11).

Seperti diketahui, AP II dan GMR Airports Consortium akan menjadi pemegang saham PT Angkasa Pura Aviasi, pengelola bandara Kualanamu. AP II menguasai mayoritas 51% saham di Angkasa Pura Aviasi. Sedangkan, GMR Airports Consortium sebesar 49%.

Keuntungan kedua yang didapat adalah akan ada pengembangan dan pembangunan bandara tersebut dengan nilai Rp 56 triliun. Ia mengatakan, pengembangan dan pembangunan tahap pertama mendapat anggaran Rp 3 triliun.

Dengan begitu, AP II tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk pengembangan dan pembangunan karena sudah ditanggung oleh GMR. Sehingga, aset berupa Bandara Kualanamu akan membesar berkali-kali lipat.

Arya menekankan kerja sama antara AP II dengan GMR akan berlangsung selama 25 tahun. Setelah itu, aset yang dimiliki GMR akan dikembalikan kepada AP II. Sehingga, aset tersebut tidak dijual dan tetap milik AP II.

"Jadi keliru kalau mengatakan terjadi penjualan aset. Ini namanya memberdayakan aset tanpa kehilangan aset, bahkan asetnya membesar berkali-kali lipat," kata Arya.

GMR Airports Consortium dimiliki oleh GMR Group asal India dan Aéroports de Paris Group (ADP) asal Prancis. GMR Airport mengelola sejumlah bandara di India seperti Indira Gandhi International, Bandara Hyderabad International, dan Bandara Bidar.

Perusahaan juga mengelola Bandara Mactan Cebu International di Filipina serta tengah mengembangkan Bandara Goa International di India, Bandara Visakhapatnam International Airport di India, dan Bandara Crete International di Yunani.

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan, kemitraan strategis antara AP II dan mitra global akan mempercepat pengembangan dan peningkatan daya saing Bandara Internasional Kualanamu di Asia Tenggara.

“Kemitraan strategis antara AP II dan mitra global dapat memperkuat struktur permodalan serta memperkuat penerapan best practice global dalam pengelolaan dan pengembangan Bandara Internasional Kualanamu,"tutur Kartika, akrab disapa Tiko, dalam siaran pers, Selasa (23/11).

Wakil Direktur Utama Holding InJourney Edwin Hidayat mengatakan model kemitraan strategis ini merupakan salah satu strategi yang tepat untuk mendorong pelayanan di bidang transportasi udara yang juga akan berdampak pada daya saing pariwisata.

Dia berharap kerja sama seperti AP II dan GMR bisa mendorong Holding InJourney lainnya untuk melakukan optimalisasi aset melalui kerja sama kemitraan strategis.

"Sehingga pengembangan usaha dapat dilakukan bersama dengan investor, serta juga dapat berpenetrasi ke negara lain sebagai mitra global dari pelaku usaha di negara tersebut,” ujar Edwin Hidayat.