Emiten tambang emas milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) membukukan laba bersih US$ 6,89 juta atau setara Rp 99 miliar (kurs Rp 14.360 per dolar) hingga triwulan ketiga 2021. Laba bersih itu meroket 184,34 % dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 2,42 juta.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, naiknya laba bersih tersebut sejalan dengan pendapatan BRMS senilai US$ 8,23 juta per September 2021. Pendapatan tersebut tumbuh 97,1 % dari US$ 4,17 juta per September 2020.
Pendapatan Bumi Resources Minerals mayoritas berasal dari penjualan emas kepada PT Bhumi Satu Inti senilai US$ 5,21 juta, tumbuh signifikan 335,34% dari US$ 1,19 juta. Penjualan emas lainnya kepada PT Aneka Tambang Tbk Rp 424,13 ribu atau turun 49,45% dari US$ 838,96 ribu.
Artinya, jika ditotal, penjualan emas BRMS US$ 5,63 juta pada kuartal ketiga 2021 atau tumbuh 176,75 % dari periode sama tahun lalu US$ 2,03 juta.
BRSM juga mengantongi pendapatan dari bisnis jasa pertambangan dengan Bellridge Holdings Limited senilai US$ 2,6 juta. Pendapatan dari bisnis tersebut tumbuh 97,1 % secara tahunan dari US$ 2,14 juta.
Perusahaan harus menanggung sejumlah beban yang menggerus profitabilitasnya. Seperti beban pokok pendapatan US$ 2,57 juta atau naik 133,21 % dari US$ 1,1 juta. Begitu pula dengan beban usaha senilai US$ 4,31 juta atau naik 3,13 % dari US$ 4,18 juta.
Alhasil, laba BRMS mencapai US$ 1,33 juta dalam sembilan bulan pertama 2021. Sayangnya, pada periode sama tahun lalu, BRMS membukukan rugi usaha US$ 1,11 juta karena tingginya beban-beban tersebut.
Untung saja, BRMS mengantongi penghasilan lain-lain, di mana per September tahun lalu menghasilkan US$ 8,97 juta. Sehingga, pada periode tersebut, laba sebelum pajak penghasilan Bumi Resources mencapai US$ 7,65 juta, berbalik dari rugi usaha.
Penghasilan lain-lain yang tahun lalu menolong BRMS, juga dibukukan pada triwulan ketiga 2021 senilai US$ 31,83 juta. Artinya, penghasilan ini tumbuh 263,16 % dari tahun lalu. Laba sebelum pajak penghasilan BRMS menjadi US$ 33,17 juta atau tumbuh 333,59 % dari periode sama 2020.
Penghasilan lain-lain mayoritas berasal dari penghapusan utang yang dicatatkan sebagai penghasilan senilai US$ 24,54 juta hingga triwulan ketiga 2021. Nilai penghapusan utang tersebut ternyata tumbuh 515,91 % dari US$ 3,98 juta pada kuartal ketiga 2020.
Penghapusan utang merupakan pendapatan yang dicatat karena adanya penghematan biaya oleh BRMS yang terjadi karena dihapuskannya utang kepada salah satu kontraktor. Hal itu terkait dengan pekerjaan pembangunan pabrik pengolahan bijih emas di Poboya, Palu.
Komponen dari penghasilan lain-lain adalah penilaian persediaan senilai US$ 1,85 juta, dimana pada periode sama tahun lalu tidak ada. Penilaian persedian merupakan pendapatan yang berasal dari tambahan persediaan bijih (ore stock pile) yang ditinggalkan oleh penambang liar sebelumnya.