Kementerian Badan Usaha Milik negara (BUMN) menyatakan sejumlah perusahaan pelat merah akan menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue pada 2022. Aksi itu dilakukan untuk menambah modal perusahaan dari publik sekaligus meminimalisir bebas kas negara.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, beberapa BUMN yang dipastikan menggelar IPO tahun depan antara lain, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Kimia Farma Tbk, dan PT Semen Baturaja Tbk. Namun, dia tidak merinci waktu dan jumlah target penghimpunan dana dari right issue yang akan dilakukan beberapa BUMN pada 2022.
Erick mengatakan, penambahan modal ini bertujuan untuk memperkuat struktur modal agar jangkauan BUMN lebih luas dan layanannya meningkat. Selama ini, melalui skema Penambahan Modal Negara (PMN) hanya diberikan untuk penyelesaian penugasan khusus.
"Tidak mungkin korporasi (BUMN) tidak sehat, tapi public service (BUMN) sehat. Penumpang kereta api (dibatasi hanya) 50%, tapi harus tetap jalan. Ini keseimbangan yang harus kita amini bersama," kata Erick dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR, Kamis (2/12).
PT Krakatau Steel Tbk berencana menggelar right issue pada akhir 2022. Menurut Erick, right issue ini merupakan bagian dari program restrukturisasi perseroan senilai US$ 2 miliar.
Berdasarkan catatan Katadata, Krakatau Steel berencana rights issue senilai US$ 200 juta atau setara Rp 2,83 triliun (Asumsi kurs Rp 14.194/US$). Rencana penerbitan saham baru ini dilakukan untuk memperbaiki struktur permodalan perusahaan. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk membayar utang pada 2022.
Krakatau Steel berencana untuk melakukan pembayaran utang senilai US$ 200 juta pada akhir 2021. Sementara itu, perseroan akan kembali melakukan pembayaran utang hingga US$ 500 juta pada 2022.
Bank Tabungan Negara (BTN) juga akan right issue untuk memperkuat struktur modal perseroan. Tujuan utamanya, agar BTN dapat berkontribusi lebih besar dalam memangkas jaminan simpanan atau backlog kebutuhan rumah nasional.
"Pembangunan rumah itu permintaannya cukup besar, tapi modal BTN untuk menggulirkan dana murah dan (dengan tenor) jangka panjang ini cukup kesulitan," kata Erick.
Bank Negara Indonesia (BNI) juga akan menambah permodalan melalui skema HMETD pada 2022. Tujuan right issue ini agar BNI dapat membantu menyelesaikan isu kekurangan kontainer dan meningkatkan performa ekspor nasional.
Selain itu, Kimia Farma akan menambah modal untuk memperluas jangkauan dan layanannya. Erick menilai varian Covid-19 baru, Omicron, membuat aksi right issue ini semakin dibutuhkan agar Kimia Farma dapat membangun apotek atau perwakilannya di daerah yang belum terjangkau. Pasalnya, Omnicron telah ditetapkan sebagai variant of interest atau memiliki potensi penyebaran yang lebih berbahaya daripada varian sebelumnya.
BUMN lain yang akan melakukan right issue pada 2022 adalah Semen Indonesia Group. Pada saat yang sama, perseroan akan mengkonsolidasikan atau inbreng PT Semen Baturaja Tbk ke dalam holding BUMN semen.
Aksi korporasi itu akan memperkuat penjualan Semen Baturaja di basis produksinya, yakni Sumatera Selatan. Sementara itu, PT Semen Padang yang selama ini juga menikmati pasar di Sumatra Selatan akan fokus memasok semen ke pasar ekspor.