Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir akan memperbaiki kinerja BUMN karya sehingga fokus pada bisnis utamanya. Salah satu langkahnya dengan melakukan privatisasi kepemilikan jalan tol.
"Kebanyakan yang kami usulkan (untuk diprivatisasi) yaitu jalan tol," ujar Erick dalam rapat dengan Anggota Komisi VI DPR yang disaksikan secara virtual, Kamis (2/12).
Sebagai contoh di PT Waskita Karya Tbk. Perusahaan pelat merah ini mempunyai sejumlah ruas jalan tol, seperti PT Pemalang Batang Tol Road sebesar 60%, PT Trans Jabar Tol sebesar 99,99%, PT Waskita Sriwijaya Tol sebesar 98,18%, dan masih banyak lainnya.
Privatisasi memang bagian dari restrukturisasi yang tengah dijalankan Waskita Karya untuk menyeimbangkan antara dana yang diperoleh dari penjualan saham dan dana dari pemerintah dalam bentuk penyertaan modal negara (PMN).
Erick mengatakan, bisnis jalan tol akan difokuskan untuk BUMN lain yaitu PT Jasa Marga Tbk. Sementara, BUMN Karya akan kembali ke fitrahnya yaitu fokus pada pembangunan gedung, rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC). "Tidak seperti sekarang palugada, semua ada di Karya," kata Erick.
Dia ingin mengkonsolidasikan BUMN karya menjadi kekuatan tersendiri yang memiliki fokus masing-masing. Saat ini, Kementerian BUMN tengah memetakan potensi bisnis setiap perusahaan karya. Nantinya, BUMN karya punya fokus bisnis seperti bank-bank milik negara.
Untuk memetakan kekuatan perusahaan, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mendapat tugas mendatanya. "Sudah punya data lengkapnya, bagaimana BUMN karya menjadi sebuah kekuatan tersendiri," ujar Erick.
Konsolidasi kantor BUMN karya di luar negeri sebagai contoh langkah yang hendak dikerjakan. Saat ini, hampir semua BUMN karya memiliki kantor di luar negeri sehingga menimbulkan pemborosan. Ia meminta, kantor cabang tersebut digabungkan menjadi satu. Dengan konsolidasi diharapakan dapat membantu perusahaan karya menjadi sehat, mempunyai keahlian, dan nilai tambah.
Langkah peningkatan lainnya dengan mencari pendanaan murah dari investor di negara lain, seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Qatar. Erick menilai, BUMN karya banyak kalah saing karena pendanaanya mahal.
Dengan demikian, BUMN karya akan berfokus pada proyek di dalam negeri, sementara di luar negeri akan dipacu untuk mencari dana murah.