PT Adaro Energy Tbk menggelontorkan dana sebesar Rp 358,76 miliar untuk membeli 3,7% saham perusahaan pertambangan aluminium, PT Cita Mineral Investindo Tbk, Transaksi itu dilakukan melalui anak usaha Adaro, yakni PT Alam Tri Abadi.
Berdasarkan keterangan tertulis, manajemen Adaro melakukan transaksi itu karena mempertimbangkan adanya prospek bisnis metallurgical grade bauxite dan smelter grade alumina yang menjanjikan dalam jangka panjang. Selain itu, harga komoditas, terutama bauksit atau aluminium, dinilai akan tumbuh seiring dengan perbaikan ekonomi global.
"Investasi keuangan pada instrumen saham yang dilakukan perseroan ini adalah kegiatan investasi keuangan biasa yang dilakukan dalam treasury management (manajemen perbendaharaan)," kata Sekretaris Perusahaan Adaro Mahardika Putranto dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (17/12).
Selain itu, Mahardika menilai posisi keuangan dan likuiditas perseroan cukup baik. Dengan demikian, emiten industri pertambangan berkode ADRO ini dinilai memiliki fleksibilitas untuk melakukan investasi keuangan pada instrumen dengan risiko yang lebih tinggi.
Mahardika berharap investasi ini dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih baik dengan investasi keuangan yang konservatif.
Berdasarkan laporan keuangan ADRO, arus kas bebas perseroan selama Januari-September 2021 mencapai US$ 641 juta. Arus kas itu ditopang oleh pendapatan sebelum bunga, pajak, penyusutan, an amortisasi (EBITDA) operasional perseroan yang tinggi dan disiplin dalam pengeluaran modal.
Adapun, arus kas dari aktivitas operasi tercatat naik 41% secara tahunan hingga kuartal III-2021 menjadi US$ 847 juta dari US$ 600,7 juta. Pertumbuhan itu didorong oleh naiknya penerimaan dari pelanggan sebesar 17%.
Sementara itu, arus kas senilai US$ 529 juta telah digunakan dalam instrumen investasi selama 9 bulan pertama 2021.
Berdasarkan data Stockbit, harga saham Cita Mineral Investindo yang diperdagangkan dengan kode CITA bergerak cukup fluktuatif dan cenderung berada di zona merah. Hingga 16 Desember 2021, saham CITA dilego Rp 2.840 per saham atau melemah 4.69% dari penutupan 2020 di level Rp 2.980.
Adapun, titik tertinggi saham CITA adalah 3.350 pada 7-8 Januari 2021. Namun demikian, pada hari ini (17/12), harga saham CITA melonjak lebih dari 20% ke level Rp3.550 per saham.
Di sisi lain, saham ADRO konsisten bergerak di zona merah hingga kuartal III-2021. Sejak 24 September 2021, harga saham ADRO tumbuh dan bergerak di zona hijau secara tahun berjalan.
Saham ADRO kini dijual Rp 2.050 per saham atau menguat 43,36% secara tahun berjalan dari posisi penutupan 2020 di titik Rp 1.430 per saham. Posisi hari ini merupakan titik tertinggi saham ADRO sepanjang 2021.
Selain itu, rasio harga saham terhadap laba atau price to earning (PE) ADRO saat ini di level 10,18 kali. Titik tertinggi rasio PE ADRO sepanjang 2021 ada pada 32,61 per 11 Januari 2021, sedangkan terendahnya di level 9,02 per 3 Desember 2021.