Efisiensi Biaya, Garuda Pangkas 2.400 Karyawan selama Pandemi Covid-19

Arief Kamaludin|KATADATA
Maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
20/12/2021, 16.26 WIB

PT Garuda Indonesia Tbk akan terus melakukan efisiensi biaya tetap perseroan. Beberapa komponen yang termasuk dalam biaya tetap adalah perawatan pesawat terbang, biaya sewa pesawat terbang, dan tenaga kerja. 

Emiten penerbangan berkode GIAA ini telah memangkas pegawai perseroan hingga 30,56% atau sekitar 2.400 orang sampai November 2021. Total pegawai perseroan kini menjadi 5.400 orang dari posisi sebelumnya sebanyak 7.861 orang. 

"Kami lakukan itu dengan cara-cara yang sangat santun, menekan jumlah pegawai tetapi juga tentu saja taat terhadap peraturan yang ada di negara ini, sambil tentunya punya empati terhadap karyawan," Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.

Di samping itu, efisiensi pegawai dilakukan utnuk merubah fokus dari biaya tetap menjadi biaya variabel. Dengan demikian biaya tetap personalia dilakukan sejalan dengan efisiensi maupun kinerja pendapatan perseroan.

Pada kuartal III-2021, biaya gaji, tunjangan, dan imbalan kerja lainnya GIAA mencapai US$ 105,6 juta atau naik 6.55% secara tahunan dari Juli-September 2020 senilai US$ 99,1 juta. Namun demikian, capaian itu turun tipis 0,75% dari realisasi kuartal II-2021 senilai US$ 106,4 juta. 

Sementara itu, beban usaha GIAA tercatat turun 0.23% secara tahunan per kuartal ketiga 2021 menjadi US$ 600,3 juta dari posisi kuartal III-2020 senilai US$ 601,7 juta. Adapun, angka itu susut 11.48% dari realisasi kuartal II-2021 di level US$ 678,2 juta. 

Di sisi lain, berdasarkan laporan keuangan GIAA, pertumbuhan pendapatan GIAA terbesar selama Januari-September 2021 datang dari bisnis penerbangan kargo dan dokumen terjadwal. Bisnis itu tumbuh 42,77% secara tahunan dari realisasi 9 bulan 2020 senilai US$ 180,77 juta menjadi US$ 257,79 juta. 

Sementara itu, pendapatan dari penerbangan penumpang terjadwal susut 35,37% secara tahunan hingga kuartal III-2021 menjadi US$ 475,05 juta dari US$ 735,51 juta. Penyusutan ini dinilai akibat dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada kuartal III-2021. 

Adapun, pendapatan dari penerbangan charter tidak terjadwal tercatat naik 28,26% secara tahunan pada Januari-September 2021 menjadi US$ 59,87 juta dari US$ 46,92 juta. 

Komposisi pendapatan perseroan pun bergeser. Kontribusi pendapatan penerbangan penumpang hingga kuartal III-2021 turun menjadi 41% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 64,1%. Sementara itu, pendapatan dari penerbangan kargo naik dari 5,8% menjadi 32%. 

Performa ekspor nasional yang tumbuh per Agustus 2021 seesar 64,1% membuat pengiriman barang ekspor lewat udara juga ikut tumbuh. Potensi itu dioptimalkan perseroan melalui lini binis kargo udara. 

Saat ini, GIAA telah memiliki lima rute penerbangan khusus kargo, yakni Manado-Narita, Makassar-Singapura, Denpasar Hong Kong, Surabaya- Hong Kong, dan Makassar-Hong Kong. Selain itu, perseoran telah secara resmi mengoperasikan passenger freighter yang dapat mengangkut kargo lebih dari 40 ton. 

Pada kuartal IV-2021, perseroan optimistis dapat membukukan pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi secara kuartalan, khususnya pada penerbangan penumpang. Salah satu katalis yang dinilai menjadi pendorong adalah pelonggaran PPKM sejak September 2021. 

"Walaupun masih beberapa hari lagi Desember (baru berakhir), kami melihat dengan sangat jelas pengingkatan signifikan dari jumlah penumpang. Kami juga akan melihat lonjakan kargo seperti yang kami harapkan. (Performa) kuartal IV-2021 akan jauh lebih baik," kata Irfan. 

Reporter: Andi M. Arief