PP Properti Rilis Obligasi Rp 1,1 T untuk Bayar Utang dan Modal Kerja

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.
Pekerja menyelesaikan pembangunan perumahan.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
20/12/2021, 20.28 WIB

PT PP Properti Tbk akan menerbitkan surat utang atau Obligasi Berkelanjutan II PP Properti Tahap IV maksimal senilai Rp 1,1 triliun pada awal 2022. Obligasi ditawarkan dalam dua seri, yakni dengan kupon masing-masing 9,6% dan 10,6%.

Obligasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan II PP Properti senilai total Rp 2,4 triliun. Sebelumnya, emiten berkode PPRO ini telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I senilai Rp 416,46 miliar, Obligasi Berkelanjutan II Tahap II senilai Rp 300 miliar, dan Obligasi Berkelanjutan II Tahap III senilai Rp 341 miliar. 

"Jumlah pokok obligasi yang ditawarkan sebesar Rp 320 miliar dijamin dengan kesanggupan penuh dan terdiri dari dua seri," demikian tertulis dalam prospektus di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/12).

Sisa dari jumlah pokok obligasi yakni Rp 780 miliar akan dijamin dengan kesanggupan terbaik. Bila jumlah ini tidak terjual sebagian atau seluruhnya, maka tidak menjadi kewajiban perusahaan untuk menerbitkan obligasi.

Pada Obligasi Seri A, nilai pokok yang ditawarkan adalah Rp 157 miliar dengan kupon 9,6%. Tenor seri A adalah 24 bulan atau hingga 21 Januari 2023. Sementara itu, nilai pokok pada obligasi Seri B adalah 163 miliar dengan kupon 10,6%. Tenor yang ditawarkan mencapai 48 bulan atau hingga 11 Januari 2025. 

Pembayaran kupon obligasi Seri A akan dilakukan setiap enam bulan sekali, sedangkan pembayaran obligasi Seri B dibayarkan setiap tiga bulan sekali. Pembayaran kupon kedua seri obligasi tersebut dimulai pada 11 April 2022. 

Masa penawaran awal Obligasi Berkelanjutan II PP Properti tahap IV adalah 22 November 2021 sampai 6 Desember 2021. Sementara itu, masa penawaran umum akan dilakukan pada 4-6 Januari 2021. Obligasi Berkelanjutan II PP Properti Tahap IV mulai dapat diperdagangkan di pasar sekunder pada 7 Januari 2021. 

Dana segar yang didapatkan dari Obligasi Berkelanjutan II PP Properti  Tahap IV akan digunakan seagai pembayaran utang pokok Obligasi Berkelanjutan II PP Properti Tahap II senilai Rp 300 miliar. Sementara itu, dana segar lainnya akan digunakan sebagai modal kerja untuk biaya konstruksi penyelesaian proyek perseroan. 

PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo memberikan peringkat -BBB pada surat utang ini. 

Berdasarkan laporan keuangan, liabilitas PP Properti naik 7.41% secara tahunan hingga kuartal III-2021 menjadi Rp 15,08 triliun dari Rp 14,04 triliun. Sementara itu, nilai ekuitas tercatat turun tipis 0.48% menjadi Rp 4,52 triliun. 

Di sisi lain, pendapatan usaha susut 33.72% dari realisasi Januari-September 2021 senilai Rp 1,27 triliun menjadi Rp 847,76 miliar. Sementara itu, laba bersih perseroan anjlok 84.06% menjadi Rp 13,24 miliar dari capaian 9 bulan 2020 senilai Rp 82,93 miliar. 

Berdasarkan data Stockbit, saham emiten industri properti ini dilego di harga Rp 67 hari ini, Senin (20/12). Angka itu turun 28,27% atau 27 poin dari posisi penutupan 2020 senilai Rp 94 per saham. 

Saham PPRO menyentuh titik tertingginya tahun ini di level Rp105 per saham pada 13 Januari 2021. Namun demikian, harga saham PPRO konsisten bergerak di zona merah sejak 22 Januari 2021.

Reporter: Andi M. Arief