Smartfren dan Perusahaan Afiliasi Alibaba Bikin Usaha Patungan Digital

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi Smartfren (31/7).
28/12/2021, 08.50 WIB

PT Smartfren Telecom Tbk resmi melakukan perjanjian perusahaan patungan atau joint venture (JV) dengan raksasa teknologi asal China, Aliaba Group, pada 22 Desember 2021. Perusahaan patungan yang dimaksud adalah PT Nuri Gaya Citra (NGC). 

Smartfren menciptakan NGC melalui cucu usahanya atau PT SF Digital Commerce (SFDC). Sementara itu, kepemilikan Alibaa dalam JV ini diwakili oleh perusahaan afiliasi salah satu anak usahanya, yakni Fonixtree Digital Singapore Ltd (FDSL). 

"Pada tahap awal, setoran modal untuk joint venture tersebut adalah sejumlah Rp 7,25 miliar. Setoran berikutnya, jika diperlukan, akan ditentukan di kemudian hari," tulis Direktur Smartfren Antony Susilo dalam keterbukaan di laman resmi Bursa Efek Indonesia, Selasa (28/12). 

Secara rinci, pemegang saham utama SFDC adalah PT SF Digital Terdepan  (SFDT) yang merupakan anak usaha langsung Smartfren. SFDT memiliki saham SFDC hingga 99,99%.

Sementara itu, FDSL memiliki afiliasi dengan Whale Cloud Technology Co Ltd yang merupakan bagian dari ekosistem Grup Alibaba. Fokus Whale Cloud adalah teknologi intelijen data dan transformasi digital. 

Tujuan pendirian NGC adalah memberikan nilai tambah digital pada pelanggan perseroan. Selain itu, perusahaan anyar ini diharapkan dapat meningkatkan engagement pelanggan. 

Antony menjelaskan tidak terdapat dampak material pada kegiatan operasional, hukum keuangan, maupun keberlangsungan perseroan. Di samping itu, SFDC dan FDSL tidak memiliki hubungan afiliasi. 

Berdasarkan dokumen resmi FREN, perseroan telah memiliki 32,5 juta pelanggan hingga akhir kuartal III-2021 dengan jangkauan sinyal di lebih dari 200 kota. Jumlah base transceiver station (BTS) yang dimiliki perseroan mencapai 40.000 unit dengan kualitas jaringan 4G hingga 100%. 

Untuk mendukung teknologi 5G, perseroan telah meningkatkan pemilikan di PT Mora Telematika Indonesia hingga 20,5%. Dengan demikian, perseroan memiliki akses pada jaringan fiber optik sepanjang 48.515 kilometer yang dilengkapi dengan enam data center. Selain itu, Mora memiliki kapasitas data hingga 18.360 gigabit dan leih dari 5.000 pelanggan institusi. 

Sebelumnya, VP Network Operations Smartfren Agus Rohmat mengatakan perilaku penggunaan layanan data di masyarakat juga diperkirakan berubah. Kegiatan bekerja dan sekolah secara online akan memicu peningkatan pemakaian aplikasi pertemuan online

Beberapa aplikasi yang dimaksud  adalah Zoom, Microsoft Teams, atau GoogleMeet. Selain itu konsumsi layanan hiburan digital, seperti media sosial dan gim juga diperkirakan meningkat.

Oleh karena itu, emiten telekomunikasi berkode FREN ini telah menyiapkan kemampuan infrastruktur untuk menghadapi lonjakan trafik internet itu. 

"Smartfren akan terus melakukan penambahan kapasitas dan jangkauan hingga akhir 2021, termasuk menambah BTS baru," ujar Agus.

Berdasarkan data Stockbit, saham FREN konsisten bergerak di zona hijau pada tahun ini sejak akhir Februari 2021. Titik tertinggi saham FREN adalah Rp 162 per saham pada 3 Agustus 2021. 

Secara tahun berjalan, saham REN telah naik 21 poin atau menguat 31,34% ke level Rp 88 per saham. Adapun, saham FREN dilego Rp 67 per saham pada akhir 2020.  

Reporter: Andi M. Arief