PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memperkirakan lalu lintas penumpang pada periode Natal dan Tahun Baru, tepatnya Desember 2021, akan meningkat hingga 27% dibanding capaian bulan sebelumnya. Pencapaian ini ditopang tren masyarakat yang memanfaatkan momentum akhir tahun untuk melakukan perjalanan, seiring pelonggaran kebijakan mobilitas.
Hal ini selaras dengan hasil survei internal pada Oktober 2021 yang menunjukkan, 68% penumpang menyatakan akan mulai melaksanakan perjalanan dalam tiga bulan, yaitu pada November dan Desember 2021, serta Januari 2022.
Untuk menghadapi fenomena peningkatan lalu lintas penumpang, manajemen Garuda berupaya menjaga konsistensi tingkat ketepatan waktu penerbangan, "Rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan Garuda pada periode Natal dan Tahun Baru hingga saat ini berhasil menyentuh kisaran 85 %,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam keterangan tertulis, Selasa (28/12).
Dia mengatakan proyeksi tersebut turut berdampak pada pemulihan kinerja keuangan perusahaan. Pasalnya, selama ini pendapatan utama Garuda ditopang oleh mobilitas penumpang dan barang.
"Proyeksi lalu lintas penumpang pada akhir tahun ini menjadi optimisme bagi maskapai penerbangan nasional, di tengah dampak penurunan lalu lintas penumpang sepanjang pandemi Covid-19," ujar Irfan.
Meskipun lalu lintas penumpang belum menunjukkan kenaikan signifikan dibanding saat periode sebelum pandemi Covid-19, manajemen Garuda menilai tren positif ini menjadi basis penting dalam merefleksikan kesiapan masyarakat untuk beradaptasi di era normal baru.
Pada kuartal IV-2021, perseroan optimistis dapat membukukan pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi secara kuartalan, khususnya pada penerbangan penumpang. Salah satu katalis yang dinilai menjadi pendorong adalah pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sejak September 2021.
"Walaupun masih beberapa hari lagi Desember (baru berakhir), kami melihat dengan sangat jelas peningkatan signifikan dari jumlah penumpang. Kami juga akan melihat lonjakan kargo seperti yang kami harapkan. (Performa) kuartal IV-2021 akan jauh lebih baik," kata Irfan dalam paparan publik, Senin (20/12).
Saat ini, emiten penerbangan berkode GIAA ini telah memiliki lima rute penerbangan khusus kargo, yakni Manado-Narita, Makassar-Singapura, Denpasar Hong Kong, Surabaya- Hong Kong, dan Makassar-Hong Kong. Selain itu, perseoran telah secara resmi mengoperasikan passenger freighter yang dapat mengangkut kargo lebih dari 40 ton.
Berdasarkan laporan keuangan GIAA, pertumbuhan pendapatan GIAA terbesar selama Januari-September 2021 datang dari bisnis penerbangan kargo dan dokumen terjadwal. Bisnis itu tumbuh 42,77% secara tahunan dari realisasi 9 bulan 2020 senilai US$ 180,77 juta menjadi US$ 257,79 juta.
Pendapatan dari penerbangan penumpang terjadwal susut 35,37% secara tahunan hingga kuartal III-2021 menjadi US$ 475,05 juta dari US$ 735,51 juta. Penyusutan ini dinilai akibat dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada kuartal III-2021.
Adapun, pendapatan dari penerbangan sewaan atau charter tidak terjadwal tercatat naik 28,26% secara tahunan pada Januari-September 2021 menjadi US$ 59,87 juta dari US$ 46,92 juta.
Komposisi pendapatan perseroan pun bergeser. Kontribusi pendapatan penerbangan penumpang hingga kuartal III-2021 turun menjadi 41% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 64,1%. Sementara itu, pendapatan dari penerbangan kargo naik dari 5,8% menjadi 32%.