Beli Saham Rp 1,14 Triliun, Merdeka Copper Ekspansi Tambang Emas 

123rf.com/Khoon Lay Gan
Ilustrasi tambang emas
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
31/12/2021, 15.25 WIB

PT Merdeka Copper Gold Tbk mengambil alih 50,1% saham baru PT Andalan Bersama Investama (ABI) senilai Rp 1,14 triliun atau setara US$ 80,16 juta. Aktivitas ini merupakan transaksi afiliasi karena ABI merupakan Afiliasi dari salah satu pengendali perusahaan, yaitu PT Provident Capital Indonesia.

Hal ini diresmikan dalam penandatanganan perjanjian pengambilalihan saham bersyarat. Berdasarkan prospektus perusahaan, transaksi ini dilakukan agar perseroan dapat mengambil alih tambang emas milik PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM), yang merupakan entitas ABI.

Pasca-transaksi, emiten pertambangan berkode MDKA ini berharap dapat mengembangkan potensi Izin Usaha Pertambangan milik salah satu anak usahanya, PT Puncak Emas Tani Sejahtera. Perjanjian pengambilan saham bersyarat ini diharapkan dapat meningkatkan laba dan kinerja keuangan perseroan di masa depan.

Sebagai informasi, ABI merupakan salah satu perusahaan yang terafiliasi dengan PT Provident Capital Indonesia (PCI).  Sementara itu, PCI memiliki saham secara tidak langsung di MDKA melalui PT Mitra Daya Mustika dan PT Suwarna Arta Mandiri yang mencapai 18,93%. 

Di sisi lain, MDKA akan menambah modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Perusahaan menerbitkan 1,2 miliar saham baru seharga Rp 2.830 per saham. Aksi korporasi itu paling cepat terealisasi pada 2022. 

Dengan kata lain, dana segar yang akan dihimpun perseroan mencapai Rp 3,41 triliun. Tujuan PUT II oleh emiten industri pertambangan berkode MDKA ini adalah memperkuat struktur permodalan perseroan hingga memberikan nilai tambah untuk mendukung kinerja. 

Berdasarkan laporan keuangan MDKA, total aset mencapai US$ 1,17 miliar per September 2021 atau naik 25.94% secara tahunan dari posisi Desember 2020 senilai US$ 929,6 juta. Sementara itu, ekuitas perseroan mencapai US$ 756,82 juta hingga akhir kuartal III-2021 atau naik 34.28% dari posisi akhir 2020. 

Adapun, penghasilan komprehensif MDKA tercatat susut 67.09% dari capaian Januari-September 2020 senilai US$ 51,15 juta menjadi US$ 16,83 juta. Salah satu pendorong penyusutan adalah turunnya pendapatan usaha sebesar 11.93% secara tahunan pada akhir kuartal III-2021 menjadi US$ 261,15 juta.

Berdasarkan data Stockbit, saham MDKA konsisten bergerak di zona hijau sejak akhir April 2021. Secara tahun berjalan, harga saham MDKA naik 1.460 poin atau menguat 60,08% ke level Rp 3.890 per saham. 

Pada tahun ini, titik terendah saham MDKA adalah Rp 2.140 per saham pada 13 April 2021. Namun demikian, saham MDKA menyentuh titik tertingginya sejak 5 tahun terakhir di level Rp 3.870 per saham pada 9 Desember 2021. 

Senada, rasio harga saham terhadap laba atau price to earning (PE) MDKA menyentuh titik tertingginya sejak penawaran umum perdana (IPO) atau di level 2.074,55 kali pada 29 November 2021. Namun demikian, PE MDKA mendadak menembus ke zona merah dan berakhir di level minus 1.844,07 kali pada saat ini.

Reporter: Andi M. Arief