Emiten media PT Net Visi Media Tbk (NETV) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (26/1). Harga sahamnya langsung melonjak 34,69% atau 68 poin ke level Rp 264 pada penutupan perdagangan perdananya hari ini.
Harga saham NETV dibuka di level Rp 196 pada pencatatan perdananya. Volume saham yang didagangkan tercatat 20,07 juta saham, dengan nilai transaksi Rp 5,3 miliar, dan frekuensi sebanyak 2.952 kali. Sampai penutupan perdagangan, kapitalisasi pasar Net TV tercatat mencapai Rp 6,19 triliun.
Perusahaan induk Net TV ini melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) maksimal 765,3 juta saham baru atau setara 4,37% dari total saham perusahaan. Net TV diperkirakan mengantongi dana segar maksimal Rp 149,99 miliar dari aksi korporasi ini.
Adapun, sebanyak 18,5% dari perolehan dana dari penawaran umum ini akan digunakan oleh perusahaan sebagai modal kerja, yakni untuk biaya pengembangan keahlian dan keterampilan artis, serta biaya operasional.
Selain itu, Net juga mengalokasikan 28,5% dana hasil IPO ke PT Net Media Digital dalam bentuk setoran modal. Dana itu akan digunakan untuk pembuatan program, pembelian program, dan biaya operasional. Selanjutnya, sebanyak 53% akan disalurkan pada PT Net Mediatama Televisi, pengelola Net TV, dalam bentuk setoran modal.
Kemudian, dana sebanyak Rp 35,7 miliar akan digunakan untuk membayar pokok pinjaman kredit dari PT Bank CIMB Niaga Tbk. Sedangkan, sebanyak Rp 9,29 miliar akan digunakan untuk pembayaran pokok pinjaman kredit dari PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. Sementara itu, dana yang tersisa akan digunakan pembuatan program, pembelian program, biaya operasional, dan pembelian peralatan pendukung.
Sebelumnya, perseoran melakukan penawaran umum pada 19 Januari-24 Januari 2022. Kemudian, tanggal penjatahan ditetapkan pada 24 Januari 2022. Lalu, saham didistribusikan secara elektronik pada 25 Januari 2022 dan resmi melakukan pencatatan saham di BEI pada hari ini (26/1).
Bersamaan dengan IPO ini, perseroan akan mengkonversi pinjaman dan surat utang menjadi saham baru sebanyak 5,93 miliar saham baru, dengan harga konversi Rp 196 per saham.
Secara rinci, PT Indika Inti Holdiko (IIH) akan mengkonversi piutangnya ke Net senilai Rp 353,45 miliar menjadi 1,8 miliar saham, PT Semangat Bambu Runcing (SBR) mengubah piutangnya dalam bentuk mandatory convertible bond (MCB) senilai Rp 405 miliar menjadi 2,06 miliar saham, PT First Global Utama (FGU) mengubah MCB-nya senilai Rp 405 miliar menjadi 2,06 miliar saham.
Berdasarkan laporan keuangan, aset Net TV tercatat susut 5.45% per Juli 2021 menjadi Rp 1,71 triliun dari posisi Desember 2020 senilai Rp 1,81 triliun. Adapun, sebanyak 98,6% dari aset perseroan merupakan liabilitas senilai Rp 1,69 triliun, sedangkan liabilitas jangka panjang berkontribusi hingga 69,52% dari total aset atau senilai Rp 1,19 triliun.
Di sisi lain, pendapatan tercatat naik 34.74% secara tahunan pada Januari-Juli 2021 menjadi Rp 282,93 miliar dari Rp 209,98 miliar. Alhasil, kerugian bersih perseroan tercatat membaik 70.62% dari Rp 412,17 miliar menjadi Rp 119 miliar. Net tercatat terus merugi setidaknya sejak 2018. Kerugian bersih terdalam yang pernah dialami perseroan terjadi pada 2020 hingga Rp 617,45 miliar.