Prospek Bisnis BRI, Berencana Buyback Saham Rp 3 Triliun

Arief Kamaludin|KATADATA
Logo di Gedung Bank Rakyat Indonesia
22/2/2022, 09.13 WIB

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berencana membeli kembali saham atau buyback dan menyiapkan Rp 3 triliun. Aksi korporasi ini dinilai akan menjadi katalis positif di pasar modal, karena kinerja BRI yang baik.

BRI berencana buyback saham setelah mendapat persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 1 Maret. Jika disetujui, aksi korporasi ini akan diselesaikan paling lambat 18 bulan setelah RUPST atau pada 31 Agustus 2023.

President Director CSA Institute Aria Santoso menilai, kondisi BRI kuat dan tahan banting meski menghadapi pandemi Covid-19. Bank berpelat merah ini mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan cemerlang dan diwarnai oleh aksi korporasi yang berdampak positif bagi perusahaan.

"Dengan demikian, saham BBRI diprediksi memiliki potensi pertumbuhan yang meyakinkan dalam jangka panjang," kata Aria dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (22/2).

BRI membukukan laba bersih Rp 32,22 triliun atau tumbuh 75,53% secara tahunan (year on year/yoy) pada 2021. Aria menilai, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini sanggup menjawab tantangan di industri perbankan tahun lalu.

Hal itu tampak dari pertumbuhan kredit BRI 7,1% yoy atau di atas industri perbankan nasional 5,24%.

BRI berhasil mengendalikan rasio kredit bermasalah alias Non Performing Loan (NPL) di level 3,08%. Ini juga ditunjang oleh NPL Coverage  278,1%.

Bank milik negara itu juga mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak ketiga (DPK) 7,1% yoy menjadi Rp 1.138,7 triliunDengan rincian, tabungan Rp 497,68 triliun, giro Rp 220,59 triliun, dan deposito Rp 420,48 triliun.

Dengan kinerja tersebut, Aria optimistis saham BBRI bisa menyentuh level Rp 5.000. “Angka target price di level 5.000 cukup realistis saat ini. Bahkan, skenario optimistis sampai 5.250,” kata dia.

Di saat yang sama, BRI berupaya meningkatkan loyalitas InsanBRILian melalui skema Employee Stock Option Plan (ESOP) yang akan ditempuh dalam buyback Rp 3 triliun. Aria menilai, ini juga mengindikasikan optimisme kinerja keuangan BRI.

Perkiraan nilai buyback tersebut belum termasuk biaya komisi perantara pedagang efek lainnya, sekitar 0,33% dari nilai .

“Walaupun secara laporan keuangan akan terpengaruh di jangka pendek, kami berharap menjadi sentimen positif jangka menengah. Secara jangka panjang, BBRI masih baik dijadikan salah satu pilihan investasi,” ujarnya.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi