Induk usaha perkebunan milik Grup Salim, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mencatat penjualan Rp 19,66 triliun sepanjanga 2021, atau melonjak 36% dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 14,47 triliun.
Kenaikan penjualan ditopang kenaikan harga jual rata-rata (ASP) produk sawit dan produk minyak dan lemak nabati (EOF), serta kenaikan volume penjualan produk EOF. Harga jual rata-rata CPO dan minyak inti sawit atau PK masing-masing meningkat 35% secara tahunan dan 64% secara tahunan.
Sementara itu, laba kotor perseroan mencapai Rp 5,15 triliun atau naik 71% secara tahunan dari sebelumnya sebesar Rp 3 triliun. Kemudian, laba usaha mencapai Rp 2,91 triliun atau naik 64% secara tahunan dari sebelumnya Rp 1,77 triliun, dan EBITDA naik 42% secara tahunan menjadi Rp 4,47 triliun dari sebelumnya Rp 3,15 triliun.
Dengan pertumbuhan tersebut, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 320% secara tahunan menjadi Rp 984 miliar dari sebelumnya Rp 234 miliar, terutama disebabkan oleh naiknya laba usaha dan penurunan beban keuangan yang sebagian diimbangi oleh kenaikan beban pajak penghasilan.
Sedangkan, rasio pengungkit neto (net gearing) perseroan hingga akhir Desember 2021 turun menjadi 0,35 kali dibandingkan 0,50 kali pada akhir Desember tahun sebelumnya.
Direktur Utama Salim Ivomas Pratama Mark Wakeford mengatakan, sepanjang 2021, produksi tandan buah segar (TBS) inti turun 8% secara tahunan menjadi 2,76 juta ton dari sebelumnya 2,98 ton pada 2020. Hal tersebut utamanya disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak mendukung, serta kegiatan peremajaan tanaman kelapa sawit.
Seiring dengan penurunan produksi TBS inti dan eksternal, total produksi CPO turun 7% secara tahunan menjadi 687 ribu ton dari sebelumnya 737 ribu ton. Sementara itu, volume penjualan CPO turun 7% secara tahunan menjadi 698 ribu ton dari sebelumnya 748 ribu ton, sedangkan volume penjualan produk PK turun 11% secara tahunan dari sebelumnya 183 ribu ton menjadi 162 ribu ton.
“Tahun 2021 kembali menjadi tahun yang menantang bagi industri agribisnis terutama seiring kondisi cuaca yang tidak mendukung serta berlanjutnya dampak pandemi," kata Mark dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (2/3).
Ia mengatakan, kenaikan harga komoditas sepanjang tahun 2021 yang berdampak positif kepada perseroan terutama dikontribusikan dari meningkatnya permintaan global terhadap vegetable oils, serta rendahnya produksi karena dampak cuaca.
Lebih lanjut, Mark menyebut, pihaknya akan melanjutkan kegiatan peremajaan kelapa sawit dengan melakukan penanaman kembali pada sebagian lahan yang berusia tua, dengan benih bibit yang memiliki potensi hasil panen tinggi.
Perseroan juga akan memprioritaskan belanja modal pada aspek-aspek yang memiliki potensi pertumbuhan, kegiatan peremajaan tanaman kelapa sawit dan infrastruktur.
Selanjutnya, SIMP akan fokus pada peningkatan pengendalian biaya dan efisiensi, penciptaan inovasi untuk peningkatan produktivitas perkebunan, fokus pada praktik-praktik agrikultur yang baik secara berkelanjutan, serta mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan karyawan selama masa pandemi.