Perusahaan Menara Sandiaga Uno Bukukan Laba Rp 1,56 T di 2021

ANTARA FOTO/IGGOY EL FITRA
Petugas melakukan pemeliharaan berkala menara (tower) telekomunikasi milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), di Pantai Cermin, Pariaman, Sumatera Barat, Rabu (2/10/2019). PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) telah memiliki 26.713 penyewaan dan 15.344 site telekomunikasi dengan target penambahan 3.000 penyewaan untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019.
Penulis: Syahrizal Sidik
21/3/2022, 17.33 WIB

Perusahaan menara telekomunikasi yang dimiliki Grup Saratoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), membukukan perolehan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 1,56 triliun pada tahun 2021.

Perolehan laba bersih tersebut meningkat sebesar 53,42% dari periode yang sama di tahun sebelumnya senilai Rp 1,06 triliun. Hal ini menyebabkan nilai laba per saham dasar emiten bersandi TBIG ini meningkat dari sebelumnya Rp 48,40 per saham menjadi Rp 74,25 per saham.

Kenaikan itu seiring dengan meningkatnya pendapatan perusahaan sebesar 15,98% menjadi Rp 6,18 triliun dari tahun sebelumnya Rp 5,33 triliun.

Rinciannya, pendapatan itu bersumber dari naiknya pendapatan penyewaan menara dari beberapa operator telekomunikasi Tanah Air. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) tercatat naik 5,71% menjadi Rp 2,20 triliun. Andilnya terhadap pendapatan masih paling besar yakni sebesar 35,62%.

Di posisi kedua, pendapatan dikontribusi penyewaan menara oleh PT Indosat Tbk (ISAT) yang tercatat senilai Rp 1,33 triliun atau dengan persentase terhadap pendapatan sebesar 21,48%. Selanjutnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL) senilai Rp 975,93 miliar, atau menyumbang andil terhadap pendapatan sebesar 15,79%.

Selanjutnya, PT Hutchison 3 Indonesia senilai Rp 916,26 miliar dengan kontribusi sebesar 14,83%. Selebihnya pendapatan dari penyewaan menara oleh PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan PT Smart Telecom masing-masing senilai Rp 377,14 miliar dan Rp 11,62 miliar. Kontribusinya terhadap pendapatan 7,12% dan 4,38%. Pendapatan lainnya tercatat sebesar Rp 48,61 miliar dengan kontribusi 5,16% terhadap pendapatan TBIG.

Seiring dengan meningkatnya pendapatan, beban pokok perusahaan juga tercatat meningkat sebesar 34,74 % menjadi Rp 1,47 triliun dari sebelumnya Rp 1,09 triliun. Dengan demikian, perseroan membukukan laba kotor di tahun 2021 senilai Rp 4,71 triliun, naik 11,14% dari tahun sebelumnya Rp 4,23 triliun.

Dari sisi aset, sampai dengan akhir tahun 2021 tercatat meningkat 14,5% menjadi Rp 41,87 triliun karena surat utang jangka panjang melonjak 165,08 persen menjadi Rp 17,676 triliun. Aset itu terdiri dari liabilitas senilai Rp 32,08 triliun, naik dari posisi akhir 2020 senilai Rp 27,21 triliun. Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat meningkat dari sebelumnya Rp 9,30 triliun menjadi Rp 9,78 triliun.

Tower Bersama adalah perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Saratoga, perusahaan yang didirikan oleh pengusaha yang saat ini juga menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya. 

Saat ini, PT Wahana Anugerah Sejahtera dan PT Provident Capital Indonesia bertindak sebagai pemegang saham pengendali dengan kepemilikan masing-masing sebesar 32,32% dan 22,22% saham. Sedangkan, pemegang saham publik tercatat mengantongi 39,01% saham. Sisanya adalah saham tresuri 4,52%.  

Hingga berakhirnya perdagangan Selasa ini (21/3), harga saham TBIG terpantau bergerak menguat 1,39% ke level Rp 2.910 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 65,93 triliun.