Ketergantungan impor bahan baku obat terus menjadi masalah klasik di industri farmasi Tanah Air. Perusahaan farmasi swasta, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), meyakini, masalah klasik itu akan teratasi jika pelaku industri farmasi gencar memproduksi bahan baku obat untuk kebutuhan di dalam negeri.

Direktur Utama Kalbe Farma, Vidjongtius mengatakan, saat ini ketergantungan akan impor bahan baku obat di Indonesia sangat besar. Untuk itu, dia mendesak agar pelaku industri farmasi baik yang dimiliki BUMN dan swasta dan seluruh pemangku kepentingan terkait di dalam negeri untuk segera mengambil langkah cepat mulai dari membangun kompetensi dan kesiapan dari sisi teknologinya.

"Kita perlu action secepatnya. Ketergantungan impor terlalu besar, dibutuhkan peran serta seluruh stakeholder," kata Vidjongtius, dalam webinar Indonesia Data and Economic Conference 2022 Katadata bertajuk Indonesia Data and Economic Conference 2022, Rabu (6/3).

Bila hal itu dilakukan, kata dia tidak menutup kemungkinan dalam kurun waktu 5 tahun lagi, ketergantungan Indonesia mengimpor bahan baku obat dari luar negeri akan mulai berkurang.

"Nanti 5 sampai 10 tahun kemudian ketergantungan impor ini akan menurun, kalau kita mulai lakukan hari ini, penurunan bisa signifikan 10% sampai 20%," ungkapnya.

Selain itu, menurut Vidjongtius, pelaku industri farmasi harus banyak melakukan riset dan pengembangan (R&D) dengan bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk mengakselerasi prosesnya.

Sebab, saat ini sejumlah negara maju yang terdepan melakukan riset seperti Amerika Serikat, Jerman dan India masih menjadi pemain besar di industri farmasi global.

Kalbe Farma sendiri, katanya sudah mulai memproduksi bahan baku obat berbasis bioligis dari dalam negeri antara lain obat untuk penambah sel darah merah dan insulin. Perusahaan juga sedang mengembangkan untuk bahan baku untuk obat kanker.

"Kalbe Farma sudah melakukan juga, beberapa swasta sudah mulai, supaya bahan baku obat lebih rendah dari yang impor," katanya.

Vidjongtius menyebut, bila pelaku industri bisa memenuhi kebutuhan bahan baku obat di dalam negeri, dalam jangka panjang maka harga obat di indonesia bisa lebih murah.

"Ya, harapannya itu dalam jangka panjang harus lebih murah, biaya kesehatan harus lebih murah," tandasnya.

Seperti diketahui, perusahaan pada tahun lalu telah menggelontorkan belanja modal di kisaran Rp 600 miliar. Salah satu investasi yang telah dilakukan KLBF dalam obat berbasis biologis adalah pabrik bahan baku obat dan obat biologi di Cikarang, yakni PT Kalbio Global Medika.

Investasi yang dikucurkan pada pabrik itu mencapai Rp 700 miliar yang terbagi pada pembangunan pabrik senilai Rp 500 miliar dan alokasi riset dan pengembangan mencapai Rp 200 miliar. Pabrik tersebut juga mendapatkan transfer teknologi dari China dan Korea Selatan.