Astra Agro Anggarkan Belanja Modal Rp 1,3 T, Termasuk Digitalisasi

KatadataANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.
Ilustrasi kelapa sawit
13/4/2022, 13.07 WIB

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1,2 triliun hingga Rp 1,3 triliun tahun ini. Dana tersebut akan digunakan untuk menanam kelapa sawit, perbaikan infrastruktur dan pabrik.

"Dana tersebut banyak digunakan untuk penanaman tanaman produktif dan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan. Selebihnya untuk perbaikan infrastruktur dan penggantian pabrik," kata Sekretaris Perusahaan AALI Mario Casimirus Surung Gultom dalam paparan publik perseroan, Rabu (13/4).

Tahun ini, AALI juga akan berfokus pada digitalisasi dengan mengadopsi teknologi digital dalam proses dan tahapan perawatan dan pemeliharaan kebun, maupun infrastruktur. Dengan digitalisasi, diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses perawatan dan pemeliharaan tanaman produktif.

"Perseroan juga memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan dan penggunaan mesin pembelajar, yang digunakan untuk memprediksi potensi produksi di 17 lokasi yang kami miliki dengan total lahan pertanian seluas 146.000 hektare," kata dia,

Mario menjelaskan, angka tersebut tidak jauh berbeda dari anggaran belanja modal tahun sebelumnya. Tahun lalu perseroan telah merealisasikan belanja modal sebesar Rp 1,2 triliun atau naik 23% dari sebelumnya Rp 999 miliar pada 2020. Saat itu, belanja modal digunakan untuk penanaman tanaman produktif sebesar Rp 466 miliar, non-plantation sebesar Rp 450 miliar, dan pengembangan pabrik sebesar Rp 313 miliar.

Sementara itu, sepanjang 2021, perseroan mencatatkan penurunan produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 6,6% menjadi 4,33 juta ton dari sebelumnya 4,63 juta ton. Hal itu disebabkan oleh menurunnya produktivitas tanaman yang masih terjadi hingga saat ini, sebagai dampak adanya kemarau yang terjadi di tahun 2019.

Sedangkan, pembelian TBS dari pihak ketiga mengalami peningkatan sebesar 25,6% dari sebelumnya 2,61 juta ton menjadi 3,27 juta ton di 2021. Kemudian, produksi minyak sawit atau crude palm oil (CPO) perseroan mengalami kenaikan sebesar 3,1% menjadi 1,47 juta ton, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1,43 juta ton.

Perseroan membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 136,6% menjadi Rp 1,97 triliun dari sebelumnya Rp 833,09 miliar. AALI mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp 24,32 triliun sepanjang 2021 atau naik 29,32% dari pendapatan tahun 2020 sebesar Rp 18,80 triliun.

Pendapatan perusahaan mayoritas berasal dari produk minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan turunannya dengan nilai Rp 22,02 triliun atau naik 26,77% dibandingkan pada 2020 yang sebesar Rp 17,37 triliun. Kemudian, produk inti sawit dan turunannya serta produk lainnya berkontribusi masing-masing Rp 2,20 triliun dan Rp 96,49 miliar.

Hingga saat ini, perseroan telah mengelola lahan seluar 286.720 hektare yang tersebar di wilayah Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi. Per akhir Desember 2021, perseroan memiliki 32 unit pabrik pengolahan kelapa sawit sebanyak dengan kapasitas terpasang 1.750 ton TBS per jam. 

Selain itu, perseroan juga memiliki CPO refinery sebanyak dua unit dengan kapasitas total 3.000 ton CPO per hari, serta satu unit pengolahan minyak inti sawit atau palm kernel oil (PKO) refinery yang berlokasi di Kabupaten Mamuju Utara, dengan kapasitas pengolahan 400 ton PKO per hari.

Dari total luas lahan yang dikelola perseoran, hingga Desember 2021, komposisi perkebunan berdasarkan wilayah terdiri dari 105.253 hektare atau 36,7% berada di area Sumatera, seluas 130.762 hektare atau sebesar 45,6% berada di area Kalimantan dan sisanya seluas 50.712 hektare atau 17,7% berada di wilayah Sulawesi.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi