PT DCI Indonesia Tbk (DCII) menganggarkan belanja modal sebesar Rp 500 miliar untuk mendukung kinerja bisnis sepanjang 2022. Jumlah ini termasuk untuk investasi baru berupa pengembangan serat optik (fiber optic) sebagai penunjang bisnis utama.
"Belanja modal kami (untuk 2022) Rp 500 miliar. Dari angka itu untuk bidang usaha baru di sekitar Rp 17,7 miliar, sumber pendanaannya dari internal cash flow (arus kas)," kata Sekretaris Perusahaan PT DCI Indonesia Tbk Gregorius Nicholas Suharsono kepada Katadata, Rabu (13/4).
Presiden Direktur DCI Indonesia Otto Toto Sugiri mengatakan pihaknya berencana menambah investasi fiber optic sebagai layanan penunjang bisnis utama yakni kolokasi atau collocation data center. Maka itu, perusahaan mengubah anggaran dasar kegiatan usaha utama serta menambah bidang-bidang kegiatan usaha penunjang.
"Kami akan fokus untuk menyediakan sarana interconnection antar data center," ujar Toto Sugiri kepada Katadata, Rabu (13/4).
Menurut Nicholas, penambahan bidang usaha penunjang ini masih sejalan dengan kegiatan usaha utama perusahaan yaitu, layanan pusat data.
Sebagai infrastruktur ekonomi digital, menurut dia, layanan pusat data tidak terlepas dari ketersediaan layanan konektivitas yang membuat pelanggan dapat terhubung dengan fasilitas pusat data lain yang mereka gunakan. Maka itu, DCI Indonesia agresif melakukan pengembangan usaha organik.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 8 April lalu, DCI Indonesia memperoleh persetujuan dari pemegang saham untuk menambah bidang-bidang usaha ke dalam kegiatan usaha penunjang perusahaan. Beberapa di antaranya adalah, aktivitas telekomunikasi dan kabel, penyedia layanan internet (internet service provider), dan aktivitas perusahaan holding.
Selain itu, DCI juga memperoleh persetujuan untuk mengubah anggaran dasar. Klausul yang diubah ialah kegiatan usaha utama menjadi aktivitas hosting dan yang berhubungan dengan hal tersebut.
Kegiatan usaha penunjang yang mendukung kegiatan usaha utama antara lain, aktivitas konsultasi informasi dan jasa komputer lainnya. Selain itu, aktivitas konsultasi manajemen lainnya, real estate yang dimiliki sendiri, aktivitas pengolahan data, aktivitas kantor pusat, aktivitas telekomunikasi dengan kabel, internet service provider, dan aktivitas perusahaan holding.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), DCI Indonesia termasuk dalam sektor teknologi, dengan sub-sektor perangkat lunak dan jasa teknologi informasi (TI).
Seperti diketahui, DCI Indonesia mencatatkan saham perdana di papan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal 2021. Dari awal melantai di pasar modal hingga saat ini, harga sahamnya melesat nyaris 11.000%.
Pada Juli 2021, emiten penyedia data center ini juga membentuk kerja sama dengan Anthoni Salim, bos Grup Salim, membangun kompleks hyperscale data center park, dengan standar global yang dikenal dengan H2. Komplek dibangun di Pertiwi Lestari Industrial Park, Karawang, Jawa Barat.
Kompleks H2 didesain dengan standar internasional menggunakan spesifikasi tier tiga dan tier empat yang didukung oleh multiple konektivitas fiber optic (carrier neutral) dan dua pembangkit listrik.
Bangunan kompleks juga dikembangkan dengan konsep green data center, serta menggunakan energi terbarukan dari solar panel farm yang akan dibangun di area yang sama.