Omzet Turun, Rugi Surya Semesta Bengkak Jadi Rp 200 Miliar pada 2021
Emiten sektor real estate dan konstruksi, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,35 triliun sepanjang 2021. Nilai itu merosot 20,16% dari raihan omzet periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 2,94 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan, seluruh segmen pendapatan perseroan mengalami penurunan, kecuali segmen sewa, parkir, jasa pemeliharaan dan utilitas.
Secara rinci dijelaskan, segmen jasa konstruksi mengalami penurunan sebesar 20,81% menjadi Rp 1,64 triliun dari Rp 2,08 triliun pada 2020. Kemudian, pendapatan segmen hotel juga turun menjadi Rp 183,13 miliar dari sebelumnya Rp 214,28 miliar, segmen tanah kawasan industri turun menjadi Rp 165,89 miliar dari sebelumnya Rp 357,33 miliar.
Pendapatan real estate turun dari sebelumnya Rp 210 juta menjadi Rp 52,85 juta. Di sisi lain, segmen sewa, parkir, jasa pemeliharaan dan utilitas malah naik 3,02% dari sebelumnya Rp 293,43 miliar menjadi Rp 302,30 miliar
Perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 200,2 miliar. Kerugian membengkak 128,7% dibanding kinerja 2020 yang mencatatkan rugi bersih Rp87,5 miliar.
"Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan pada 2021 berdampak pada tiga pilar bisnis SSIA, yakni unit usaha konstruksi, hotel dan properti," ungkap manajemen perseroan dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (14/4).
Dari sisi laba operasional, perseroan mengalami penurunan 91,3% dari Rp 103,6 miliar pada 2020 menjadi Rp 9,1 miliar pada 2021.
Perseroan juga mencatatkan penurunan EBITDA sebesar 28,9% menjadi Rp 181,9 miliar dari sebelumnya Rp 255,8 miliar di 2020. Penurunan tersebut utamanya disebabkan oleh penurunan EBITDA perhotelan sebesar 30,6%. Sementara itu, posisi kas perseroan per akhir Desember 2021 mencapai Rp 782,2 miliar atau naik 17,6% dari posisi kas hingga kuartal III 2021 sebesar Rp 665,1 miliar.
Per Desember 2021, SSIA mencatatkan total aset sebesar Rp 7,75 triliun, atau naik tipis 1,73% dari Desember 2020 sebesar Rp 7,61 triliun. Total liabilitas tercatat naik 9,22% menjadi Rp 3,70 triliun dari sebelumnya Rp 3,38 triliun, dan total ekuitas menjadi Rp 4,05 triliun, atau turun 4,26% dari Desember 2020 yang sebesar Rp 4,23 triliun.
Tahun ini, perseroan memproyeksi kenaikan pendapatan sebesar 45%. Kinerja pendapatan akan dikontribusi oleh pembukuan akunting penjualan lahan seluas 21,3 hektare dari Karawang. Kemudian, pendapatan perhotelan naik lebih dari 150% didukung oleh situasi kesehatan yang normal. Terakhir, pendapatan konstruksi diproyeksi naik 14%.
PT Surya Semesta Internusa (SSIA) berdiri pada tahun 1995. Adapun, bisnis utama SSIA adalah pengembangan kawasan industri & real estate, konstruksi serta perhotelan.
Portofolio investasi SSIA yang cukup beragam di antaranya, Suryacipta City of Industry, Subang Smartpolitan, SLP Karawang, Graha Surya Internusa yang akan dibangun kembali menjadi menara SSI Tower, Hotel Gran Melia Jakarta, Melia Bali Hotel, Jumana Bali atau sebelumnya bernama Banyan Tree Ungasan Resort Bali, dan BATIQA Hotels.