Emiten konstruksi BUMN, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) menargetkan perolehan kontrak yang dihadapi (order book) senilai Rp 16,66 triliun pada tahun ini.

Nilai ini terdiri dari target kontrak baru (new contract) Rp7,10 triliun dan carry over tahun 2022 sebesar Rp9,06 triliun. Komposisi perolehan target kontrak baru 2022 rencananya berasal dari pemerintah 53,62%, BUMN sebesar 32,58%, dan swasta 13,79%.

“Komposisi proyek-proyek tersebut merupakan target minimal sebesar Rp 7,1 triliun. WEGE juga memitigasi dengan menyasar kontrak baru cadangan,” ungkap Direktur Keuangan, Human Capital & Management Risiko Wika Gedung, Syailendra Ogan, dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (21/4).

Hingga Maret 2022, perseroan mencatatkan realisasi kontrak baru senilai Rp2,64 triliun. Capaian kontrak baru yang telah diperoleh tersebut antara lain melalui pembangunan Gedung Fasilitas Pengembangan Produk PT Bio Farma, Revitalisasi Bandara halim, Pembangunan Bandara Kediri Phase 2, dan Pembangunan Ruko Pracetak Kota Podomoro Tenjo. Perolehan kontrak baru tersebut menunjukkan komposisi pasar BUMN 30,57% dan swasta 69,42%.

Pada tahun ini, perusahaan berencana mengalokasikan belanja modal senilai Rp315,50 miliar, yang diperuntukkan untukCapital Employed sebesar Rp300 miliar dan investasi sebesar Rp15,50 miliar. Sementara itu, perusahaan menargetkan pertumbuhan pendapatan 52,88% menjadi Rp5,87 triliun dengan laba bersih Rp 319,65 miliar, naik 37,98% dari tahun sebelumnya.

Proyeksi pertumbuhan tersebut seiring dengan pemulihan ekonomi yang akan berimbas terhadap pertumbuhan bisnis infrastruktur dan properti di tahun ini.

Seperti diketahui, sampai dengan akhir Desember 2021, WEGE mencatatkan laba bersih mencapai Rp216,39 miliar.

Peningkatan laba bersih tersebut didorong oleh pertumbuhan penjualan (tidak termasuk proyek kerjasama operasi/KSO) di tahun 2021, yaitu mencapai Rp3,17 triliun atau naik 12,74% dari realisasi penjualan tahun 2020 sebesar Rp2,81 triliun termasuk dari Laba Ventura Bersama sebesar Rp83,05 miliar.

Sementara total aset mencapai Rp5,97 triliun, ekuitas senilai Rp2,38 triliun serta kas setara kas hingga akhir tahun 2021 sebesar Rp1,47 triliun.

Perusahaan juga menyetujui menyetujui pembagian dividen sebesar Rp42,786 miliar dari laba tahun 2021 pada Rapat Umum Pemegang Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan. Nilai dividen tahun ini mengalami peningkatan 39,41% dibanding tahun lalu sebesar Rp30,73 miliar.

Rapat tersebut memberhentikan Ahmad Fadli Kartajaya dari jabatannya sebagai Komisaris dan mengangkat Sumadi sebagai Komisaris.

Sedangkan untuk jajaran direksi diputuskan memberhentikan Nariman Prasetyo sebagai Direktur Utama dan Mochamad Yusuf sebagai Direktur Operasi 2. Kemudian mengangkat Hadian Pramudita sebagai Direktur Utama dan mengangkat Akhmadi Tricahyono sebagai Direktur Operasi 2.