Laba Melesat 577%, Ifishdeco Siap Akuisisi Tambang Nikel

Katadata
Ilustrasi pertambangan bijih nikel
Penulis: Syahrizal Sidik
22/4/2022, 14.03 WIB

 

Perusahaan pertambangan nikel, PT Ifishdeco Tbk (IFSH) berencana melakukan ekspansi organik melalui akuisisi tambang nikel sebagai sumber pertumbuhan baru perseroan sekaligus memperbesar cadangan nikel.

"IFSH aktif melihat sejumlah potensi akuisisi lewat berbagai opsi, di antaranya melakukan akuisisi greenfield atau akuisisi perusahaan tambang nikel yang sudah beroperasi," kata Direktur Keuangan Ifishdeco,  Ineke Kartika Dewi, dalam keterangan resmi, Jumat (22/4).

Rencana akuisisi tersebut sejalan dengan torehan kinerja keuangan perusahaan untuk tahun buku 2021. Ifishdeco meraih penjualan bersih senilai Rp 906,25 miliar, naik 129% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya senilai Rp 396,57 miliar.

Adapun, perolehan laba bersih perseroan melesat 577% menjadi Rp 159,07 miliar di sepanjang tahun lalu secara tahunan di tengah tekanan pandemi Covid-19 dan larangan ekspor bijih nikel.

"Kinerja tersebut sebagai hasil dari sejumlah strategi seperti fokus pada pasar domestik, optimalisasi cadangan nikel, dan revitalisasi dermaga untuk meningkatkan kapasitas pengiriman," ujar Ineke.

Ineke menambahkan, dalam lima tahun terakhir, IFSH berhasil membukukan pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) sebesar 24,87%. Sebagai perbandingan, di tahun 2017 IFSH membukukan penjualan bersih Rp 324,71 miliar.

Di tengah tren permintaan tinggi komoditas nikel di pasar domestik dan global, Ifishdeco menargetkan kenaikan volume produksi sehingga bisa mencapai kinerja produksi sebelum pandemi. "Peningkatan volume produksi juga akan dilakukan bersamaan dengan strategi efisiensi," terangnya.

Emiten bersandi IFSH ini akan memulai transformasi digital yang ditargetkan akan berdampak pada efisiensi yakni penurunan beban operasional sekaligus pengawasan operasional. Selain itu, perseroan akan menyiapkan belanja modal senilai Rp 12 miliar. Mayoritas belanja modal  akan digunakan untuk pembelian alat berat.

Pasar komoditas nikel juga diperkirakan akan tetap tumbuh positif di tahun ini. Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) memperkirakan, permintaan bijih nikel tahun 2022 dalam negeri akan naik hingga 30% dibandingkan tahun 2021. Peningkatan tersebut seiring dengan beroperasinya sejumlah smelter pengolahan nikel di tahun 2022.