Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Anindya Bakrie meminta CEO Tesla Inc, Elon Musk menjajaki kerja sama dengan Indonesia untuk investasi penyediaan dan pengolahan bahan baku baterai electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik.
"Penjajakan kerja sama juga terkait penggunaan teknologi baru baterasi sebagai komponen struktural mobil listrik masa depan," ujar Anindya yang juga menjabat Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia, dalam keterangan tertulisnya, dikutip Rabu (27/4).
Hal ini disampaikan Anindya saat melakukan lawatan bersama rombongan pengusaha dan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marivest) Luhut Binsar Pandjaitan ke Amerika Serikat pada Senin (25/4) waktu setempat. Saat itu, rombongan singgah di Gigafactory Tesla di Austin, Texas, milik Elon Musk.
Kunjungan dilakukan demi memperkuat keterlibatan negara-negara anggota G20 serta kontribusi kalangan bisnis internasional, khususnya mendorong industri hijau dan mencapai target emisi nol persen atau net zero emission 2050.
Seperti diketahui, saat ini Grup Bakrie melalui unit usaha VKTR telah memulai upaya industrialisasi di bidang elektrifikasi transportasi nasional.
Dalam perkembangannya, Grup Bakrie menjalin kerjasama strategis dengan beberapa mitra baik di dalam maupun luar negeri. Dengan mitra lokal, VKTR telah mengikat kerja sama dengan manufaktur badan bus Tri Sakti di Magelang, Jawa Tengah.
Perusahaan telah menandatangani kesepakatan dengan produsen baterai ramah lingkungan BritishVolt di Inggris terkait penyediaan bahan baku baterai. Sebelumnya, VKTR juga telah bermitra dengan pemain EV global, BYD Auto.
“Melalui VKTR, kami pun telah mencanangkan tekad untuk membantu membangun ekosistem industri EV di Indonesia. Kami tidak hanya ingin memilih atau menjalankan sebagian saja proses manufakturnya, melainkan membangun industri secara lengkap dari hulu hingga hilir,” ujar Anindya.
Sebelumnya, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), melalui anak usahanya PT Bakrie Autoparts memasok 100 unit bus listrik untuk digunakan oleh Transjakarta pada 2021. Sebanyak 20 unit di antaranya, sudah siap digunakan pada Juni 2021.
Berdasarkan keterangan manajemen perusahaan, unit yang akan diproduksi ini berupa Completely Knocked Down (CKD) yang dirakit oleh perusahaan perakitan (karoseri) lokal. Rencananya, bus listrik tersebut digunakan untuk penggunaan di rute-rute Transjakarta yang sudah ada.
"Ke depannya, kami berharap dengan industrialisasi, local content (komponen lokal) bisa menjadi mayoritas pada bus listrik yang kami sediakan," kata Anindya dalam konferensi pers.
Tak hanya itu, emiten bidang usaha perdagangan dan penyertaan tersebut juga melakukan pembangunan fasilitas kendaraan listrik di atas lahan seluas 5 hektare di Bakauheni, Lampung pada akhir 2021.
Pembangunan fasilitas perakitan (assembly line) ini diperkirakan bernilai investasi sekitar US$ 50 juta. Sementara itu, untuk besaran modal kerja yang disiapkan untuk mengembangkan proyek bus listrik ini menghabiskan biaya sekitar US$ 30 juta.
"Kami membuat pabrik untuk bisa melakukan import substitution dari segi komponen-komponennya," kata Anindya.